LOGISTIKNEWS.ID – IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) mencatat kinerja bongkar muat peti kemas mencapai 2.879.118 twenty foot equivalent units (TEUs) pada tahun 2022.
“Pencapaian itu meningkat dibanding tahun sebelumnya sebesar 2.720.810 TEUs. Capaian tahun 2022 itupun diatas RKAP yang dicanangkan sebesar 2.802.441 TEUs,” ujar Direktur Utama IPC TPK David Sirait, pada Media Gathering, di Pelindo Tower Jakarta pada Selasa (24/1/2023).
David menyebutkan, peningkatan produktivitas terminal IPC TPK-pun terus dilakukan. Bahkan di bulan November 2022 IPC TPK menembus rekor pelayanan kapal dengan mencatat 95,72 BSH (boxes/ship/hour) saat melayani MV MSC Regina di Terminal Operasi 3 Area Tanjung Priok 2 dengan mengoperasikan 7 Unit Quay Container Crane dimana melebihi target dari Dirjen Perhubungan Laut sebesar 55 BSH (boxes/ship/hour).
Sementara itu, kata David, dari kinerja keuangan IPC TPK pun mencatatkan pendapatan sebesar Rp. 2,85 Triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 2,51 Triliun. Angka itu pun diatas RKAP yang ditetapkan oleh pemegang saham sebesar Rp. 2,60 Triliun.
Hadir dalam acara Media Gathering itu yakni Dirut IPC TPK David Sirait, Direktur teknik Ahmad Mimbar, dan direktur Keuangan Yanuar.
Cost Efisiensi
Direktur Utama IPC TPK David Sirait mengatakan bahwa selain kinerja operasional yang terus didorong, cost eficiency juga dilakukan diberbagai lini, salah satunya efisiensi pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di 10 terminal yang dikelola IPC TPK.
“Tercatat penurunan 2% pada rasio penggunaan BBM dibandingkan throughput petikemas dari 3,97 liter/TEUs di tahun 2021 menjadi 3,90 liter/TEUs di tahun 2022,” ucapnya.
David juga memastikan komitmen IPC TPK untuk terus melakukan inovasi dan inisiatif terobosan baru guna mendukung peningkatan kinerja korporasi juga optimalisasi pelayanan.
“Pelayanan ekstra kami berikan kepada pengguna jasa mulai dari berthing on arriva, pelayanan berbasis planning and control, optimalisasi dan digitalisasi alat bongkar muat petikemas, hingga pada saat kapal berlayar meninggalkan dermaga,” ungkap David.
Dirut IPC TPK juga menyampaikan, sepanjang tahun 2022 IPC TPK melayani 8 service baru dalam mendukung pemangkasan biaya logistik nasional dan waktu singgah kapal di pelabuhan (port stay).
Diawal tahun 2022, IPC TPK untuk pertama kalinya melayani MV MSC Tianshan, kapal terbesar dengan panjang (LOA) 334 meter yang membawa sekitar 2.000 petikemas (empty container) berukuran 40 feet untuk membantu mengatasi kelangkaan petikemas dalam menunjang ekspor produk-produk Indonesia ke luar negeri.
Digitalisasi
David juga mengatakan, sebagai upaya digitalisasi layanan, IPC TPK menjadi Pioneer dalam implementasi Tos Nusantara dan Single Billing sehingga seluruh kegiatan pelayanan operasional dapat tercatat dan termonitor melalui sistem yang saling terintegrasi dengan biaya implementasi yang rendah.
“Atas inovasi dan inisiatif terobosan baru yang gencar dilakukan, sepanjang 2022 IPC TPK dianugerahi 21 penghargaan dari ajang penghargaan dalam negeri dan mancanegara,” ujarnya.
Dirut IPC TPK mengungkapkan banyak prestasi yang sudah diraih. Misalnya mulai dari bidang operasi, komersial, teknologi hingga tata kelola perusahaan.
Contohnya, penghargaan Port Operator of The Year 2022 dari ajang Bisnis Indonesia Logistics Awards 2022 dan penghargaan Customer Value Creator/ Terminal of The Year dalam ajang Global Port Forum Award yang diselenggarakan di Dubai bulan September tahun lalu.
David menegaskan, bahwa peningkatan produktivitas terminal melalui digitalisasi dan sistemasi operasi serta optimalisasi asset dan penciptaan value creation masih menjadi program utama perseroan di tahun 2023 agar target yang ditetapkan pemegang saham dapat tercapai dan mendukung upaya holding dalam memangkas biaya logistik nasional dan waktu singgah kapal di pelabuhan.
“Prinsipnya kami akan selalu memberikan layanan terbaik kepada para pelanggan dan pengguna jasa, agar proses bisnis berjalan dengan lancar. selain itu juga menciptakan kenyamanan bagi pengguna jasa,” ujar Dirut IPC TPK.[am]