LOGISTIKNEWS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, selama periode Januari–September 2023, jumlah penumpang angkutan laut mencapai 14,8 juta orang atau naik 12,06 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2022.
Sementara jumlah barang yang diangkut selama periode itu naik 9,54 persen atau mencapai 261,0 juta ton.
Namun jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang berangkat pada September 2023 saja tercatat 1,6 juta orang atau turun 4,91 persen dibanding Agustus 2023. Adapun jumlah barang yang diangkutnya mengalami penurunan 0,40 persen menjadi 30,3 juta ton.
Operator pelayaran nasional, PT Pelni (Pelayaran Nasional Indonesia) tetap optimistis angkutan penumpang maupun barang akan terus tumbuh, apalagi sebentar lagi akan menghadapi peak season yakni Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
Salah satunya yang dilakukan oleh PT Pelni Cabang Pontianak Kalimantan Barat, dengan melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi moment Nataru tersebut guna memberikan pelayanan prima kepada customer.
Menurut Kepala Cabang PT Pelni Pontianak, Romadhoni, saat ini pihaknya mengoperasikan empat kapal yang terdiri dari dua kapal penumpang dan dua kapal Perintis untuk melayani penumpang maupun barang dari Pontianak ke berbagai daerah di Indonesia.
Untuk kapal penumpang Pelni, imbuhnya, ada yang melayani rute Pontianak-Jakarta, dan ada pula yang Pontianak-Semarang-Surabaya. Sedangkan untuk kapal perintis lebih banyak melayani rute Pontianak ke Kepulauan Riau.
“Kalau saat ini tingkat keterisian kapal penumpang (ocupancy ratio) rata-rata masih 40-50%, namun kalau peak season seperti saat Idul Fitri dan Nataru bisa mencapai 100%, bahkan lebih,” ujarnya saat ditemui pada Kamis (2/11/2023).
Dia menjelaskan, sedangkan untuk kapal perintis (Sabuk Nusantara 80 dan 48) yang dioperasikan PT Pelni, hingga kini didominasi mengangkut bahan kebutuhan masyarakat, seperti besi, semen, bahan bangunan, maupun kebutuhan pokok atau sembako.
Romadhoni juga memaparkan kendala yang dihadapi kapal-kapal Pelni di Pontianak saat ini yakni menyangkut alur masuk dan keluar pelabuhan lantaran terjadi pendangkalan.
Sebab, kata dia, alur pelabuhan Pontianak merupakan wilayah Sungai, dan kapal mesti menunggu air pasang terlebih dahulu untuk bisa masuk atau keluar pelabuhan.
“Makanya jadwal kapal suka delay karena harus menunggu air pasang, bahkan beberapa bulan lalu ada kapal kandas yang imbasnya kapal Pelni juga terpaksa antre di luar alur pelabuhan,” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya berharap alur pelabuhan Pontianak dapat segera dikeruk agar pelayanan keluar masuk kapal lebih lancar.
Selain menerapkan digitalisasi dalam layanan pembelian tiket penumpang, PT Pelni cabang Pontinak juga terus melakukan pembenahan internal terhadap SDM perseroan agar kinerjanya lebih nyaman dan jika ada permasalahan dapat langsung di diskusikan.[redaksi@logistiknews.id]