INSA Proyeksi Kinerja Pelayaran di 2024, Masih Dinamis

  • Share
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto

LOGISTIKNEWS.ID – Kinerja Pelayaran Nasional pada tahun 2024 akan cukup dinamis karena kondisi ekonomi yang berada dalam ketidakpastian yang tinggi lantaran kondisi geopolitik dan ekonomi global akibat perang Rusia VS Ukraina dan Palestina VS Israel, serta pelambatan ekonomi Tiongkok.

Ketua Umum DPP Imdonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengungkapkan, kondisi global yang terjadi saat ini tersebut sedikit banyak memberikan dampak terhadap ekonomi nasional.

“Sedangkan di domestik, pada tahun depan juga kita akan menghadapi Pemilu. Meski memang kita berpengalaman menggelar Pemilu dengan damai dan terjaganya stabilitas politik, tetapi tentu kondisi ini akan ikut berdampak pada kondisi bisnis tahun depan. Kemungkinan pelaku usaha juga akan lebih wait and see,” ujar Carmelita, kepada Logistiknews.id, pada Senin (4/12/2023).

Baca Juga : INSA: Bedah & Benahi Cost Logistik Hulu-Hilir Ekspor, demi Dongkrak LPI

Kendati begitu, imbuh Carmelita, sebagai pelaku usaha mesti tetap optimistis bahwa tahun depan akan mampu tetap tumbuh positif. Apalagi, Pemerintah Indonesia  optimis ekonomi nasional bakal berada di jalur positif dengan menargetkan tumbuh 5,2% di tahun depan.

“Sejalan dengan optimisme pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan, diproyeksikan akan berbanding lurus dengan tumbuhnya sektor pelayaran kontainer. Adapun di sektor curah, ada peluang peningkatan tambahan muatan raw material ke smelter-smelter sebagai dampak dari kebijakan hilirisasi,” ucap Memei-sapaan akrab Carmelita.

Sementara pada kapal general cargo, Carmelita mengatakan adanya peningkatan muatan angkutan material untuk kebutuhan pendukung pembangunan Ibukota Nusantara (IKN).

Pada sisi migas dan offshore, pelayaran jenis tersebut juga memiliki peluang sebagai dampak lanjutan target SKK Migas, terkait target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (bopd) dan gas bumi sebesar 12 miliar Bscfd pada 2030.

“Sedangkan untuk aktivitas kapal wisata juga masih akan memiliki peluang yang berbanding lurus dengan pengembangan destinasi wisata bahari di Indonesia yang promosinya kini makin masif,” ujar Carmelita.

Baca Juga : INSA Jaya Beberkan Solusi, Agar Penanganan Limbah B3 di Pelabuhan Priok Optimal

Sebagaimana diketahui, Rancangan APBN 2024 telah resmi disahkan melalui Pembicaraan Tingkat II (Paripurna) pada bulan September lalu. Pada kesempatan itu, para pihak yang terlibat berkomitmen untuk menjadikan APBN tahun 2024 sebagai instrumen kebijakan yang dapat diandalkan menghadapi gejolak ekonomi pada tahun 2024.

Pemerintah, juga telah menyusun APBN tahun 2024 dengan asumsi makro, seperti pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen, inflasi sebesar 2,8 persen; hingga nilai tukar rupiah sebesar Rp 15.000/US$.

Sedangkan anggaran belanja negara direncanakan berada pada angka Rp3.325,1 triliun, dialokasikan Rp2.467,5 triliun untuk Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah sebesar Rp857,6 triliun. Belanja Pemerintah Pusat dimaksimalkan untuk menguatkan APBN sebagai fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Di saat yang bersamaan, Pemerintah memperkirakan bahwa tahun 2024 nanti APBN akan berhadapan dengan situasi geopolitik yang dinamis, perubahan iklim, kekhawatiran pandemik, dan digitalisasi.

Karenanya, Penyusunan APBN tahun 2024 ini bertujuan agar Indonesia mampu menghadapi tantangan-tantangan yang akan datang dan pastinya tidak mudah.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *