AKTIVITAS Logistik memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah RI juga telah mengusung program capaian Indonesia Emas 2045, dan KADIN Indonesia selaku rumah besar para pelaku usaha telah membuat peta jalan menuju kearah sana.
Untuk mendalami bagaimana peran strategis usaha logistik dalam turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi saat ini dan dimasa-masa mendatang, redaksi Logistiknews.id (Lognews), berkesempatan mewawancarai Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) M. Akbar Djohan (AD) yang juga menjabat Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN Indonesia. Berikut petikannya:
Lognews : Apakabar pak Akbar, wah tambah sibuk dong sekarang setelah menjadi Ketum ALFI ?
AD : Alhamdulilah kabar baik mas Akhmad, dan sehat-sehat semoga anda juga demikian ya…
Lognews : Bisa disampaikan bagaimana gambaran kinerja logistik kita saat ini ?
AD : Kalau bicara soal kinerja, banyak hal yang yang perlu dilakukan. Tetapi salah satu yang perlu di highlight bahwa sektor logistik Indonesia perlu terus melakukan transformasi seperti halnya digitalisasi pada layananya. Antaralain, membangun platform database kargo digital secara terpusat. Dengan barang yang sangat banyak dan beragam yang mengalir melalui pelabuhan dan jaringan transportasi Indonesia sekarang ini, Indonesia dapat memperoleh manfaat besar dari platform digital terpusat yang memberikan visibilitas dan ketertelusuran kargo secara real-time tersebut.
Lognews : Apalagi selain itu ?
AD : Termasuk adalah memperkuat perencanaan infrastruktur multi-modal. Dengan penekanan strategis pada infrastruktur multi-modal, Indonesia dapat membuka peluang baru, menarik investasi, dan menempatkan diri sebagai pemain kunci dalam jaringan supply chain global. Juga mendirikan Port 4.0. Dengan mengadopsi dan membangun Port 4.0 dapat membuka segudang manfaat bagi Indonesia, termasuk penanganan kargo yang dioptimalkan hingga pengurangan biaya operasi yang ujungnya menghasilkan efisiensi cost logistik.
Lognews : Target semua itu apa ?
AD : Pendekatan strategis yang saya sebutkan itu tidak hanya akan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi sektor logistik maupun kepelabuhanan, tetapi juga untuk menarik investasi lebih masif di sektor itu guna mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memfasilitasi hubungan perdagangan domestik maupun global.
Lognews : Tapi kan, pelaku usaha di sektor logistik ini cukup banyak, bagaimana caranya ?
AD : Ya justru itulah kita mesti memulai dan berusaha sekuat tenaga untuk terus menumbuhkan dan membangun kolaborasi antar pelaku usaha tersebut. ALFI sebagai wadah dunia usaha yang senantiasa memajukan, mengembangkan serta memperjuangkan aspirasi para pengusaha logistik di Indonesia. Makanya, dalam kaitan ini kita sudah mencanangkan yang namanya ‘ALFI Incorporated’, dimana bagaimana tahap awal ini bisa merealisasikan sinergitas seluruh sumber daya yang ada di ALFI.
Lognews : Konkretnya ?
AD : Perusahaan anggota ALFI itu tersebar di 31 DPW ALFI di seluruh Indonesia. Dengan resources yang ada tersebut merupakan potensi besar untuk disinergikan dalam ‘ALFI Incorporated’ untuk mengakses opportunity bisnis dan partner strategis pemerintahan mulai dari kabupaten, kotamadya hingga pusat.
Lognews: Prospek bisnisnya bagaimana ?
AD : Kita sudah lakukan mapping untuk bisa meraih opportunity bisnis logistik tersebut. Sebagai contoh, Pemerintah RI telah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 mencapai angka Rp 3.000 Triliun. Nah setelah kita inventarisir misalnya, jika terdapat 10% saja dari angka belanja Pemerintah itu bisa kita pastikan dialokasikan dalam hal kegiatan logistiknya yang bisa kita tangani, ini kan menjadi opportunity. Apalagi Kementerian Investasi dan Kepala BKPM juga telah menyatakan mendukung bahwa pada tahun depan (2024) yang berkaitan dengan investasi supply chain akan dipriotitaskan ke ALFI dalam rangka akses pemerataan dan fairness bisnis lantaran Pemerintah juga menilai bahwa masih banyak perusahaan anggota ALFI yang tergolong kategori UMKM.
Lognews : Lalu bagaimana soal SDM Logistik-nya ?
AD : Ini juga tak boleh terlupakan, karena kompetensi SDM merupakan hal penting di sektor usaha logistik. Untuk itu, ALFI selaku organisasi akan men-dribble agar SDM-SDM itu terstandarisasi kompetensinya secara nasional dan internasional melalui perangkat-perangkat lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang kita siapkan. Kami akan terus ajak perusahaan logistik maupun regulator untuk bersama-sama meningkatkan kompetensi SDM logistik tersebut.
Lognews : Apakah ada Lembaga Diklatnya ?
AD : Selama ini kita sudah miliki ALFI Institute. Dan kedepan kita akan akselerasi menjadi Akademi. Bahkan selama ini ALFI Institute juga sudah memiliki program kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi maupun universitas di Indonesia Selain itu menerima bantuan berupa pelatihan ataupun beasiswa dari sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Lognews : Targetnya kapan ALFI Institute menjadi Akademi itu ?
AD : Sejak setahun terakhir ini kami sudah mulai inventarisir apa-apa saja yang dibutuhkan untuk mengarah kesana (Akademi). Kita harapkan nomenklatur dan lain-lainnya sudah oke pada semester ke dua tahun 2024. Sebelumnya, untuk mendorong ALFI Institute menjadi Akademi juga telah dilakukan kolaborasi antara Badan Logistik dan Rantai Pasok KADIN Indonesia dan ALFI. Sebab, jika ALFI Institute menjadi setingkat Akademi, bisa lebih luas dalam merekrut peserta didik untuk mewujudkan SDM kompeten di bidang transportasi dan logistik.
Lognews: Ternyata cukup panjang perjalanan ALFI Institute ya ?
AD : ALFI Institute didirikan sejak tahun 1999 itu hingga sekarang ini memfokuskan pada bidang Pendidikan dan Pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya bagi insan-insan Freight Forwarder, Logistics dan Supply Chain. Tujuannya adalah agar SDM disektot logistik dan forwarder tersebut memiliki daya saing sehingga berjiwa profesional, berwawasan global, menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi serta berjiwa enterpreneurship. Saat ini ALFI Institute mengantongi akreditasi dari United National Economic & Social Commision for Asia and Pacific Standard (UNESCAP) dan The International Federation of Freight Forwarders Association (FIATA) didalam penyelenggaraan kursus di Indonesia.
Lognews : Tenaga Pengajarnya bagaimana ?
AD : Begitupun dengan tenaga pengajar yang dimiliki ALFI Institute telah berpengalaman dibidangnya dan telah mengikuti Traininf of Trainers (TOT) Workshop UNESCAP di Bangkok dan TOT FIATA serta aktif mengikuti kegiatan di dalam forum nasional dan internasional. ALFI Institute juga menyelenggarakan kursus-kursus yang berkaitan dengan ; Basic International Freight Forwarding Course (UNESCAP Standard), FIATA Diploma In Freight Forwarding (FIATA Standard), FIATA Higher Diploma in Supply Chain Management (FIATA Standard), dan Logistics Management (UNESCAP Standard). Bahkan, bagi peserta yang telah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan akan memperoleh sertifikat yang terakreditasi secara nasional maupun internasional (UNESCAP dan FIATA).
Lognews : Terakhir, bagaimana anda melihat prospektif bisnis logistik kita saat ini ditengah dinamika politik nasional, serta ekonomi dan geopolitik global akibat konflik yang terjadi di Rusia-Ukraina maupun Israel-Palestina ?
AD : Sebagai pelaku usaha, kita tetap tanamkan optimisme meskipun saat ini kita sedang menjalani proses Pemilu di dalam negeri. Sepanjang kita jeli, itu juga bisa menjadi peluang dalam bisnis logistik. Makanya sekali lagi saya ingin sampaikan bahwa di era digitalisasi saat ini kita perlu bertranformasi dan melanjutkan hal yang baik-baik.
Lognews : Terimakasih kesempatan waktunya pak Akbar untuk session wawancara kali ini. Sukses selalu dan selamat bekerja.
AD : Sama-sama mas Akhmad, semoga Logistiknews tetap komitmen menjaga independensinya, juga semakin maju, menjadi referensi informasi di sektor logistik dan supply chain.
======= [akhmad_mabrori@yahoo.co.id / redaksi@logistiknews.id]