Waduh…Angkutan Barang Dibatasi 12 Hari pada Lebaran 2024, Kecuali Ini

  • Share
Truk Pemgangkut Peti Kemas

LOGISTIKNEWS.ID – Mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih, kereta tempelan atau kereta gandengan, serta mobil barang yang digunakan untuk pengangkutan hasil galian (tanah,pasir,batu) dan hasil tambang dan bahan bangunan seperti besi, semen, kayu, dibatasi operasionalnya pada musim Lebaran tahun ini.

Hal tersebut dimuat dalam Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: KP-DRJD 1305 Tahun 2024, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: SKB/67/II/2024, dan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 40/KPTS/Db/2024 tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 Hijriah, yang ditandatangani pada 5 Maret 2024.

Pembatasan operasional angkutan barang itu diberlakukan pada sejumlah ruas Jalan Tol maupun Non Tol mulai tanggal 5 April 2024 (pukul 09.00) s/d 16 April 2024 (pukul 08.00) atau selama 12 hari.

Adapun tujuan pembatasaan operasional angkutan barang selama Musim Lembaran tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas pada periode libur keagamaan  atau libur nasional yang seringkali menjadi waktu dengan tingkat lalu lintas yang sangat tinggi.

Selain itu, demi mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan pada periode libur keagamaan atau libur nasional. Memperlancar mobilitas masyarakat baik untuk keperluan ibadah, liburan, pulang kampung maupun keperluan lainnya.

Pembatasan angkutan barang juga untuk memberikan tingkat pelayanan yang baik, seperti waktu tempuh, kecepatan, ratarata, kapasitas jalan, dan ketepatan waktu, serta mengurangi kecelakaan lalu lintas dengan tujuan terciptanya ketertiban, kelancaran dan kemanan selama Musim Lebaran.

Adapun pembatasan angkutan barang tersebut dilakukan di jalan tol sbb:
a. Lampung dan Sumatera Selatan: Bakauheni –Terbanggi Besar– Pematang Panggang– Kayu Agung
b. DKI JAKARTA – BANTEN: Jakarta – Tangerang – Merak
c. DKI JAKARTA: Prof. DR. Ir. Sedyatmo, Jakarta Outer Ring Road (JORR); dan Dalam Kota Jakarta
d. DKI JAKARTA – JAWA BARAT: Jakarta – Bogor – Ciawi – Cigombong –Cibadak ; Bekasi – Cawang– Kampung Melayu; dan Jakarta – Cikampek
e. Jawa Barat: Cikampek –Purwakarta – Padalarang – Cileunyi ; Cileunyi–Cimalaka – Dawuan ; Cikampek –Palimanan –Kanci; dan ; Jakarta – Cikampek II Selatan (Fungsional)
f. JAWA BARAT – JAWA TENGAH: Kanci – Pejagan
g. JAWA TENGAH: Pejagan – Pemalang –Batang – Semarang ; Krapyak – Jatingaleh (Semarang); Jatingaleh–Srondol (Semarang) ; Jatingaleh–Mukliharjo (Semarang); Semarang – Solo – Ngawi; Semarang – Demak; dan Jogja – Solo (Fungsional)
h. JAWA TIMUR: Ngawi – Kertosono –Mojokerto – Surabaya – Gempol –Pasuruan – Probolinggo ; Surabaya – Gresik; dan Pandaan – Malang.

Sedangkan di jalan non Tol meliputi
a. SUMATERA UTARA: Medan – Berastagi; dan Pematang Siantar– Parapat Simalungun –Porsea
b. JAMBI – SUMATERA BARAT:
1) Jambi – Sarolangun – Padang
2) Jambi – Tebo – Padang
3) Jambi – Sengeti –Padang; dan
4) Padang – Bukit Tinggi
c. JAMBI – SUMATERA SELATAN – LAMPUNG: Jambi – Palembang –Lampung
d. DKI JAKARTA – BANTEN: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak
e. BANTEN: Merak – Cilegon –Lingkar Selatan Cilegon – Anyer– Labuhan; Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot; Serang – Pandeglang –Labuhan
f. DKI JAKARTA – JAWA BARAT: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak

g.JAWA BARAT:
1) Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis –Banjar
2) Bandung – Sumedang – Majalengka; dan
3) Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur
h. JAWA BARAT – JAWA TENGAH:
Cirebon – Brebes
i. JAWA TENGAH:
1) Solo – Klaten – Yogyakarta
2) Brebes – Tegal – Pemalang –Pekalongan –Batang – Kendal –Semarang – Demak
3) Bawen-Magelang-Yogyakarta; dan
4) Tegal-Purwokerto
j. JAWA TENGAH – JAWA TIMUR: Solo – Ngawi
YOGYAKARTA
1) Jogja – Wates
2) Jogja – Sleman –Magelang
3) Jogja – Wonosari; dan
4) Jalur Jalan Lintas Selatan (Jalan Deandeles)
l. JAWA TIMUR:
1) Pandaan – Malang
2) Probolinggo –Lumajang
3) Madiun – Caruban – Jombang; dan
4) Banyuwangi –Jember
BALI: Denpasar – Gilimanuk

Namun aturan tersebut dikecualikan terhadap angkutan barang yang mengangkut Hantaran Uang, Logistik Pemilu, Pakan Ternak, BBM atau BBG, Sepeda Motor Mudik dan Balik Gratis, Keperluan Penanganan Bencana Alam, Pupuk.

Selain itu, bahan kebutuhan pokok seperti beras; tepung terigu/tepung gandum/tepung tapioka; jagung; gula; sayur dan buah–buahan; daging; ikan; daging unggas; minyak goreng dan mentega; susu; telur; garam; kedelai; bawang; dan cabai.

Meskipun begitu mobil barang yang mendapat pengecualian itu harus dilengkapi dengan surat muatan.

Surat muatan diterbitkan oleh pemilik barang yang diangkut dan memuat: jenis barang yang diangkut; tujuan pengiriman barang; nama dan alamat pemilik barang.

Kemudian, surat muatan ditempelkan pada kaca depan mobil barang sebelah kiri.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *