LOGISTIKNEWS.ID – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) berharap kelancaran arus barang ekspor pada saat Libur Lebaran (Idul Fitri) 2024, jangan sampai terhambat demi memberikan kepastian dunia usaha dan perekonomian nasional.
“Kami memahami adanya pembatasan operasional angkutan barang selama lebaran lantaran demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran. Tetapi, jangan sampai kegiatan ekspor yang sudah terschedule sebelumnya terhambat. Mesti ada kelonggaran atau opsional agar aktivitas ekspor tetap berjalan lancar,” ujar Ketua GPEI DKI Jakarta, Irwandy MA Rajabasa, pada Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, kinerja ekspor hingga saat ini masih lesu dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, kata Irwandy, jangan sampai ada praktek regulasi atau aturan yang justru memperlemah kinerja ekspor.
Irwandy mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa nilai ekspor Indonesia pada Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar atau turun 5,79 persen dibanding ekspor Januari 2024. Namun, jika dibanding Februari 2023 nilai ekspor turun sebesar 9,45 persen.
BPS juga mencatat, bahwa ekspor nonmigas Februari 2024 mencapai US$18,09 miliar, turun 5,27 persen dibanding Januari 2024, dan turun 10,15 persen jika dibanding ekspor nonmigas Februari 2023.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2024 mencapai US$39,80 miliar atau turun 8,81 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$37,19 miliar atau turun 9,24 persen.
Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Februari 2024, komoditas dengan penurunan terbesar dibanding Januari 2024 adalah besi dan baja sebesar US$622,5 juta (27,08 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, logam, terak, dan abu sebesar US$223,5 juta (34,01 persen).
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Februari 2024 turun 7,64 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 15,95 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 8,18 persen.
Ekspor nonmigas Februari 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$4,06 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,10 miliar dan India US$1,53 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,52 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,10 miliar dan US$1,41 miliar.
Adapun menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Februari 2024 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$5,95 miliar (14,95 persen), diikuti Kalimantan Timur US$4,17 miliar (10,47 persen), dan Jawa Timur US$3,80 miliar (9,55 persen).
Angkutan Barang Dibatasi 12 Hari
Mobil barang dengan tiga sumbu atau lebih, kereta tempelan atau kereta gandengan, serta mobil barang yang digunakan untuk pengangkutan hasil galian (tanah,pasir,batu) dan hasil tambang dan bahan bangunan seperti besi, semen, kayu, dibatasi operasionalnya pada musim Lebaran tahun ini.
Hal tersebut dimuat dalam Keputusan Bersama (SKB) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: KP-DRJD 1305 Tahun 2024, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: SKB/67/II/2024, dan Direktur Jenderal Bina Marga Nomor: 40/KPTS/Db/2024 tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan serta Penyeberangan Selama Masa Arus Mudik dan Arus Balik Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 Hijriah, yang ditandatangani pada 5 Maret 2024.
Pembatasan operasional angkutan barang itu diberlakukan pada sejumlah ruas Jalan Tol maupun Non Tol mulai tanggal 5 April 2024 (pukul 09.00) s/d 16 April 2024 (pukul 08.00).
Adapun tujuan pembatasaan operasional angkutan barang selama Lebaran tersebut diharapkan d<span;>apat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas pada periode libur keagamaan atau libur nasional yang seringkali menjadi waktu dengan tingkat lalu lintas yang sangat tinggi.
Mengurangi jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan pada periode libur keagamaan atau libur nasional. Memperlancar mobilitas masyarakat baik untuk keperluan ibadah, liburan, pulang kampung maupun keperluan lainnya.
Pembatasan angkutan barang juga untuk memberikan tingkat pelayanan yang baik, seperti waktu tempuh, kecepatan, ratarata, kapasitas jalan, dan ketepatan waktu, serta mengurangi kecelakaan lalu lintas dengan tujuan terciptanya ketertiban, kelancaran dan kemanan selama Musim Lebaran.
Adapun pembatasan angkutan barang tersebut dilakukan di jalan tol sbb:
a. Lampung dan Sumatera Selatan: Bakauheni –Terbanggi Besar– Pematang Panggang– Kayu Agung
b. DKI JAKARTA – BANTEN:
Jakarta – Tangerang – Merak
c. DKI JAKARTA: Prof. DR. Ir. Sedyatmo, Jakarta Outer Ring Road (JORR); dan Dalam Kota Jakarta
d. DKI JAKARTA – JAWA BARAT: Jakarta – Bogor – Ciawi – Cigombong –Cibadak ; Bekasi – Cawang– Kampung Melayu; dan Jakarta – Cikampek
e. Jawa Barat: Cikampek –Purwakarta – Padalarang – Cileunyi ; Cileunyi–Cimalaka – Dawuan ; Cikampek –Palimanan –Kanci; dan ; Jakarta – Cikampek II Selatan (Fungsional)
f. JAWA BARAT – JAWA TENGAH: Kanci – Pejagan
g. JAWA TENGAH: Pejagan – Pemalang –Batang – Semarang ; Krapyak – Jatingaleh (Semarang); Jatingaleh–Srondol (Semarang) ; Jatingaleh–Mukliharjo (Semarang); Semarang – Solo – Ngawi; Semarang – Demak; dan Jogja – Solo (Fungsional)
h. JAWA TIMUR: Ngawi – Kertosono –Mojokerto – Surabaya – Gempol –Pasuruan – Probolinggo ; Surabaya – Gresik; dan Pandaan – Malang
Sedangkan di jalan non Tol meliputi
a. SUMATERA UTARA:
1) Medan – Berastagi; dan
2) Pematang Siantar– Parapat Simalungun –Porsea
b. JAMBI – SUMATERA BARAT:
1) Jambi – Sarolangun – Padang
2) Jambi – Tebo – Padang
3) Jambi – Sengeti –Padang; dan
4) Padang – Bukit Tinggi
c. JAMBI – SUMATERA SELATAN – LAMPUNG:
Jambi – Palembang –Lampung
d. DKI JAKARTA – BANTEN: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak
e. BANTEN:
1) Merak – Cilegon –Lingkar Selatan Cilegon – Anyer– Labuhan
2) Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot; dan
3) Serang – Pandeglang –Labuhan
f. DKI JAKARTA – JAWA BARAT: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak
g. JAWA BARAT:
1) Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis –Banjar
2) Bandung – Sumedang – Majalengka; dan
3) Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur
h. JAWA BARAT – JAWA TENGAH: Cirebon – Brebes
i. JAWA TENGAH:
1) Solo – Klaten – Yogyakarta
2) Brebes – Tegal – Pemalang –Pekalongan –Batang – Kendal –Semarang – Demak
3) Bawen-Magelang-Yogyakarta; dan
4) Tegal-Purwokerto
j. JAWA TENGAH – JAWA TIMUR: Solo – Ngawi
k. YOGYAKARTA
1) Jogja – Wates
2) Jogja – Sleman –Magelang
3) Jogja – Wonosari; dan
4) Jalur Jalan Lintas Selatan (Jalan Deandeles)
l. JAWA TIMUR:
1) Pandaan – Malang
2) Probolinggo –Lumajang
3) Madiun – Caruban – Jombang; dan
4) Banyuwangi –Jember
m. BALI:
Denpasar – Gilimanuk
Pengecualian
Namun aturan tersebut dikecualikan terhadap angkutan barang yang mengangkut Hantaran Uang, Logistik Pemilu, Pakan Ternak, BBM atau BBG, Sepeda Motor Mudik dan Balik Gratis, Keperluan Penanganan Bencana Alam, Pupuk.
Selain itu bahan kebutuhan pokok seperti beras; tepung terigu/tepung gandum/tepung tapioka; jagung; gula; sayur dan buah–buahan; daging; ikan; daging unggas; minyak goreng dan mentega; susu; telur; garam; kedelai; bawang; dan cabai.
Meskipun begitu mobil barang yang mendapat pengecualian itu harus dilengkapi dengan surat muatan.
Surat muatan diterbitkan oleh pemilik barang yang diangkut dan memuat: jenis barang yang diangkut; tujuan pengiriman barang; nama dan alamat pemilik barang.
Kemudian, surat muatan ditempelkan pada kaca depan mobil barang sebelah kiri.[redaksi@logistiknews.id]