LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha logistik berharap dilakukan revitalisasi alat bongkar muat peti kemas jenis Gantry Luffing Crane (GLC) maupun Reach Stacker (RS) di dermaga peti kemas pelabuhan Teluk Bayur, Padang-Sumatera Barat.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sumatera Barat (Sumbar) Rifdial Zakir mengatakan, pasalnya kondisi fisik terhadap dua unit GLC maupun RS tersebut seringkali alami trouble, sehingga tidak bisa optimal di operasionalkan.
“Kondisi ini menyebabkan truk lama nunggu pelayanan, dan terjadi antrian panjang saat bongkar muat peti kemas sedang ramai. Karenanya kami mohon Pelindo bisa segera memerhatikan masalah ini,” ujar Rifdial kepada Logistiknews, pada Kamis Malam (30/5/2024).
Dia mengatakan, trouble alat bongkar muat peti kemas di Teluk Bayur tersebut sudah sering terjadi dalam tiga tahun terakhir, dan hingga kini belum ada solusinya yang signifikan.
Bahkan, imbuhnya, selama tahun 2024 ini saja, ALFI Sumbar telah melayangkan dua kali surat komplain terhadap kondisi alat GLC maupun RS yang sering alami masalah di Teluk Bayur.
“Imbasnya, menambah cost logistik serta menurunkan servis ke customer lantaran terlambat pengiriman. Belum lagi saat ini akses jalan lebih jauh atau memutar karena jalan terputus akibat bencana banjir bandang dan longsor di Sumbar belum lama ini,” ujar Ketua ALFI Sumbar.
Dikonfirmasi Logistiknews, Manager Area IPC TPK Teluk Bayur, Erika Sudarto mengatakan, terdapat satu alat yang alami trouble yakni GLC 03. Sedangkan GLC 02 beroperasi normal, dan GLC 01 sedang menunggu sparepart untuk maintenance.
“Tetapi secara keseluruhan, kegiatan bongkar muat tetap bisa terlayani sebagaimana mestinya. Sedangkan antrean yang terjadi karena kegiatan receiving dan delivery (R/D) cenderung dilakukan dalam waktu bersamaan atau setelah sore hari,” ujarnya.
Karena itu, dia mengimbau agar pemilik barang/pengguna jasa pelabuhan tidak berbarengan menumpuk kegiatan R/D-nya dimalam hari.
“Mungkin bisa diatur distribusi beban kerjanya mulai dari pagi untuk R/D, jangan semua habis Ashar (sore hari) numpuk berbarengan,” ujar Erika.
Berdasarkan data IPC TPK Teluk Bayur, arus peti kemas selama triwulan pertama tahun ini (data Januari hingga 28 Maret 2024) mencapai 24.183 twenty foot equivalent units (TEUs) atau setara 21.823 bok, dengan rincian pada Januari 7.744 TEUs (7.019 bok), Februari 9.351 TEUs (8.444 bok) dan Maret 7.088 TEUs (6.360 bok).
Pencapaian arus peti kemas sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024 itu mengalami kenaikan ketimbang realisasi periode yang sama tahun 2023 sebanyak 23.886 TEUs atau setara 22.139 bok. Adapun targetnya selama 2024 sebanyak 98.286 TEUs.[redaksi@logistiknews.id]