LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha trucking menyatakan upaya efisiensi di bisnis angkutan barang dan peti kemas menjadi suatu keharusan.
Pasalnya, bisnis truk pengangkut barang dan peti kemas hingga kini masih di dera berbagai persoalan, mulai dari kemacetan, layanan di pelabuhan, sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi, hingga sulitnya memperoleh pengemudi (Sopir) truk akibat minimnya pengkaderan atau re-generasi Sopir Truk.
Selain itu, soal perang tarif angkutan barang dan peti kemas juga menjadi masalah kronis lantaran masih banyaknya truk tua diatas 20 tahun yang beredar.
“Saat ini, umumnya perusahaan truk hanya memakai satu Sopir dan tidak lagi memakai Kernet untuk efisiensi biaya operasional. Kita hanya siapkan uang jalan operasional untuk Sopir saja. Sehingga re-generasi Pengemudi Truk dirasakan cukup sulit saat ini,” ungkap Junior Vice President Trucking Departemen PT Multi Binatransport (MBT) Dessy Desmiyenti, kepada Logistiknews, pada Minggu (9/6/2024) disela-sela Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja (PSKK Tahun 2024) Pengemudi Angkutan Barang Pengangkut Peti Kemas yang dilaksanakan LSP-LIP, untuk paket 9 dan 10.
Sebanyak 40 Sopir truk peti kemas PT MBT, nampak sumringah dan antusias mengikuti kegiatan uji kompetensi yang dilaksanakan LSP-LIP di garasi truk MBT di kawasan Cakung Cilincing Jakarta Utara.
Dessy mengatakan, untuk menyiasati berbagai kendala operasional trucking itu pihaknya terus berkomitmen meningkatkan layanan kepada customer.
“Cara lainnya, kita beli armada truknya dengan cara tunai atau cash. Selain itu harmonisasi pola kemitraan dengan para Sopir truk,” ucap Dessy.
Saat ini, imbuhnya, Sopir Truk di MBT sudah ada yang mengabdi diatas 20 tahun, namun adapula yang baru bergabung setahun terakhir.
Dessy mengungkapkan, PT MBT beroperasi sejak Februari 1993, dibawah naungan Evergreen Group telah mengoperasikan fasiltas depo peti kemas dan pergudangan dengan nama Multi Bina Pura Internasional.
Dengan mengoperasikan lahan lebih dari 17 Hektare di kawasan Cakung Cilincing Jakarta Utara untuk garasi truk maupun depo peti kemas, saat ini MBT memiliki 39 unit truk pengangkut peti kemas dengan jenis (merk) Hino 20 unit, Quieser 9 unit dan Nisan Euro 10 unit. Selain itu dilengkapi chasis panjang (ukuran 40 feet) 55 unit dan ukuran 20 feet sebanyak 24 unit.
“Adapun komoditi yang biasa diangkut antara lain biji plastik, keramik, baja, dan bahan baku,” ujar Dessy.
Dia mengatakan, saat ini PT MBT memiliki 39 unit trucking dan 42 Sopir Truk, melayani angkutan peti kemas, ekspor-impor maupun domestik. Adapun market share-nya yakni untuk angkutan peti kemas domestik 10%, ekspor 30% dan impor 60%.
“Kami hanya handle peti kemas, ekspor impor maupun domestik,” ucap Dessy.[redaksi@logistiknews.id]