Menperin: Industrialisasi Jadi Andalan

  • Share
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (photo: Dok Kemenperin)

LOGISTIKNEWS.ID- Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan industrialisasi dalam negeri guna mencapai ketangguhan ekonomi nasional.

Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada konferensi pers “1 Tahun Kinerja Industri Kabinet Merah Putih” di Jakarta, Senin (20/10/2025).

“Selama satu tahun ini, sektor industri menghadapi berbagai tantangan, baik itu dari faktor internal dan eksternal,” ujar Menperin.

Adapun tantangan yang dihadapi antara lain banjirnya produk impor murah, baik legal maupun ilegal, di pasar domestik. Selanjutnya, produk dari industri di Kawasan Berikat (KB) yang seharusnya untuk ekspor malah dijual di pasar dalam negeri.

Dinamika global juga turut mengguncang industri nasional. Perang Rusia–Ukraina dan konflik Iran–Israel memicu gangguan rantai pasok, lonjakan harga energi, serta perlambatan ekspor.

Berikutnya, rantai pasok domestik juga terganggu akibat kebijakan kuota dan kenaikan harga gas industri.

Faktor lainnya adalah muncul tekanan terhadap kebijakan perlindungan industri nasional. Padahal, 80 persen produk manufaktur Indonesia dipasarkan di dalam negeri sehingga kebijakan proteksi penting untuk menjaga 19,6 juta tenaga kerja dan keberlanjutan investasi.

“Kami menindaklanjuti arahan Bapak Presiden dengan fokus pada empat hal, yaitu melindungi industri nasional dari tekanan impor, menjaga dan meningkatkan utilisasi produksi, melindungi pekerja serta investasi, serta memperkuat teknologi produksi untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik dan global,” ungkap Menperin.

Melalui strategi tersebut, imbuhnya, sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja positif di tengah dinamika geoekonomi dan geopolitik global. Menperin menegaskan bahwa sektor ini tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional dengan pertumbuhan yang konsisten dan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pada Triwulan IV 2024 hingga Triwulan II 2025, sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM) tumbuh sebesar 4,94 persen (YoY) dan memberikan kontribusi 17,24 persen terhadap PDB nasional. Angka ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih menjadi penggerak utama ekonomi nasional,” ungkapnya.

Ekspor

Menperin menjelaskan, adapun dari sisi ekspor, kinerja sektor manufaktur juga menunjukkan daya tahan yang kuat. Selama periode Oktober 2024 – Agustus 2025, nilai ekspor IPNM mencapai USD 202,9 miliar atau 78,75 persen dari total ekspor nasional sebesar USD 257,6 miliar.

“Kontribusi ekspor manufaktur ini menjadi bukti bahwa produk industri Indonesia semakin kompetitif di pasar global,” tambah Agus.

Menurutnya, kepercayaan investor terhadap sektor industri juga tetap tinggi. Realisasi investasi industri manufaktur mencapai Rp568,4 triliun pada periode Oktober 2024 – Juni 2025, atau 40,72 persen dari total investasi nasional. Pertumbuhan investasi tersebut turut berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja.

“Hingga Februari 2025, sektor IPNM menyerap 19,55 juta tenaga kerja, atau 13,41 persen dari total tenaga kerja nasional,” ucap Menperin.[syf]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *