LOGISTIKNEWS.ID- Kontribusi ekonomi digital Indonesia telah mencapai USD 90 miliar pada tahun 2024, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 110 miliar pada tahun 2025.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan, Pemerintah optimistis nilai tersebut akan melonjak hingga USD 360 miliar pada tahun 2030, dengan sektor e-commerce menyumbang sekitar USD 150 miliar.
Selain itu, Pemerintah juga menegaskan pentingnya kerja sama regional melalui ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA).
“Inisiatif ini mendorong inovasi, integrasi, dan inklusivitas di kawasan, dengan target menjadikan ASEAN sebagai kekuatan ekonomi digital senilai USD 2 triliun pada tahun 2030,” ujar Menko Airlangga melalui keterangan pers-nya dikutip Rabu (12/11/2025).
Dia menegaskan, dalam mewujudkan transformasi digital tersebut, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada tahun 2030.
Studi World Economic Forum (WEF) memproyeksikan lima bidang pekerjaan digital dengan pertumbuhan tercepat untuk periode 2025–2030, yakni Big Data Specialists, Fintech Engineers, AI and Machine Learning Experts, Software Developers, dan Security Management Professionals.
Pemerintah, imbuhnya, juga terus memperkuat berbagai inisiatif untuk mendukung perkembangan startup nasional, seperti 1000 Digital Startups Program, Startup4Industry, BEKUP, Startup Studio Indonesia, dan Blue Innovative Startup Acceleration (BISA).
Program-program tersebut memberikan dukungan menyeluruh mulai dari pelatihan hingga bootcamp, guna membantu startup bertumbuh dan memperluas jangkauan usahanya.
“Keberhasilan kompetisi startup ini tidak boleh berhenti pada ajang penghargaan semata. Diperlukan langkah lanjutan agar inovasi dapat berkembang lebih jauh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” jelas Airlangga.[syf]













