JAKARTA – Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) merespon positif sekaligus mendukung program Single Truck Identity Document (STID) per 1 Januari 2022 di pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro, mengatakan, namun pihaknya tetap menghimbau kepada manajemen Pelindo Tanjung Priok dan Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok untuk lebih arif dan bijaksana dengan mencarikan jalan keluar terbaik (win win solution) apabila jumlah trucking yang bermigrasi ke STID belum memenuhi target dengan memerhatikan kelancaran arus barang.
“Semua program apapun di pelabuhan hendaknya merujuk pada kelancaran arus barang yang mesti menjadi prioritas utama untuk menekan cost logistik nasional. Jangan sampai sebuah kebijakan output-nya justru kontraproduktif dengan harapan Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang selama ini konsen pada kelancaran arus barang serta efisiensi logistik,” ujar Toto melalui keterangan tertulisnya yang diterima logistiknews.id, pada Senin (13/12/2021).
Dia menyarankan, jika armada trucking yang bermigrasi ke STID belum mencukupi maka harus ada win-win solution, yakni bisa dilakukan secara bertahap dalam periode tertentu dengan melihat fakta lapangan serta merujuk kepentingan kelancaran arus barang tetap terjaga.
“Jangan sampai nanti ketika STID di implementasikan pada awal tahun depan, justru menimbulkan gejolak, jangan sampai timbul komplain pengguna jasa karena berimbas mengganggu kelancaran arus barang yang berpotensi biaya tinggi logistik,” paparnya.
Toto menegaskan, pada prinsipnya Depalindo mendukung upaya Pelindo Tanjung Priok dan OP Tanjung Priok dalam melakukan penertiban dan registrasi trucking yang melayani pelabuhan tersibuk di Indonesia itu melalui program STID mulai 1 Januari 2022.
“Untuk menyukseskan program tersebut seluruh stakeholder terkait harus duduk bersama mengingat program STID bukan sekedar penataan trucking tetapi juga berkaitan dengan sirkulasi kelancaran logistik dan arus barang dari dan ke pelabuhan,” ucapnya.
Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, hingga Sabtu (11/12), jumlah pemegang STID saat ini sebanyak 1.300-an armada. Jumlah ini dinilai masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah armada yang beroperasi di pelabuhan Priok yang tercatat sekitar 12 ribuan Trucking.
Sebelumnya,Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Capt. Wisnu Handoko mengatakan STID tetap akan diberlakukan pada awal Januari 2022.
Jadi, kata dia, perusahaan truk masih ada waktu untuk mendaftarkan mengenai hal ini dan persyaratannya-pun cukup mudah dan gratis antara lain melampirkan STNK yang masih berlaku, dan lolos uji KIR. Dengan STID ini, juga bisa diketahui berapa banyak sebenarnya jumlah truk trailer yang melayani Priok.
“Selama ini saya dengar ada yang menyebut 10 ribu unit, bahkan ada yang bilang 20 ribu unit. Dengan pendataan STID ini kita akan segera ketahui truk yang laik operasi dan berdokumen lengkap. Kalau yang odong-odong tidak bisa beroperasi di pelabuhan Priok,” ucap Wisnu saat Media Luncheon bertema Digitalisasi Sistem Informasi di Pelabuhan dan Program Kerja Kantor OP Tanjung Priok tahun 2022.(am)