LOGISTIKNEWS.ID – Pengelola terminal peti kemas mengusulkan pentingnya penyiapan kompetensi Sopir/Pengemudi Truk yang lebih mumpuni untuk menyukseskan program Truck and Terminal Booking System (TBS) di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Sebelum mengarah ke TBS itu kita perlu identitas driver yang kompeten masuk terminal. Jadi yang paling penting didepan adalah Sopirnya. Kenapa dinegara maju lainya bisa dilaksanakan TBS ?, itu salah satunya karena sudah persiapkan driver yang mumpuni bahkan sudah menggunakan smart phone,” ujar Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis IPC TPK David P Sirait.
Dia menyampaikan pandangannya mewakili operator terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok pada acara Forum Smart Port Tanjung Priok dalam rangka Mewujudkan Truck and Terminal Booking System (TBS) di Pelabuhan Tanjung Priok, yang dilaksanakan di Kampus PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI), Ciawi Bogor pada Kamis (16/6/2022).
“TBS harus efektif dan efisien. Untuk itu juga harus ada insentif buat Sopir Truk. Bisa saja kalau Sopir truk yang nganter atau membawa muatan di pagi hari dapat reward ketimbang yang malam hari. Kemudian juga jangan sampai ada manipulasi sistem,” tegas David.
Seperti diketahui, saat ini di pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Pelabuhan Priok yang dikelola IPC TPK.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, mengamini apa yang diaampaikan David selaku perwakilan operator terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok.
“Memang soal peningkatan kompetensi Sopir Truk ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar Gemilang.
Ketua Organda Angsuspel DKI Jakarta Hally Hanafiah mengatakan, sosialisasi terhadap Sopir truk perlu dilakukan, apalagi banyak pengemudi yang tidak memiliki smartphone.
“Dari aspek Sopir truk perlu dilibatkan lebih intensif, juga soal transparansi system sesuai prosesnya dan tidak ada lagi pengaturan manual dilapangan,” papar Hally.
Siap Terapkan TBS
Pada Kamis, (16/6/2022), Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok (OP) dan PT Pelindo (Persero) Regional 2 Tanjung Priok menggelar acara Forum Smart Port bertempat di Kampus PMLI Bogor. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka membahas penerapan Truck and Terminal Booking System (TTBS) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Hadir sebagai moderator yaitu Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Dr Capt Wisnu Handoko MSc.
Pada acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber antara lain Pengamat IT Pelabuhan, Rudy Sangian; Akademisi dari Universitas Mulawarman, Tiopan Henry Manto Gultom; Group Head Teknologi Informasi PT Pelindo, Agus Darmawan; Direktur IT & Operasi PT ILCS, Judi Ginta Irawan; Ketua ALFI DKI dari asosiasi pengguna jasa Pelabuhan, Adil Karim; Pakar atau Praktisi Peneliti Digitalisasi Pelabuhan dari CCO 1 Stop Connection Sydney, Chris Harnett.
Acara dibuka oleh Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut (Dirlala) Capt Mugen S Sartoto MSc.
Dalam sambutannya Capt Mugen menyampaikan tujuan penerapan TTBS serta beberapa inovasi atau sistem digital dalam layanan kepelabuhanan.
“Forum Smart Port ini diselenggarakan untuk membangun sinergi dan kolaborasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok dalam mempercepat terwujudnya National Logistic Ecosystem (NLE) di Pelabuhan melalui pelayanan berbasis digital khususnya pelayanan gate terminal dengan melakukan pengaturan kedatangan truk melalui Truck and Terminal Booking System (TTBS)”, tutur Capt Mugen.
Pelabuhan Tanjung Priok sebelumnya sudah menerapkan Single Truck Identification Data (STID) beberapa waktu yang lalu. Penerapan TTBS ini merupakan tahapan berkelanjutan dari sistem STID dalam rangka mewujudkan National Logistic Ecosystem (NLE).
“Sistem digital operasi Pelabuhan yang dikenal saat ini, seperti INAPORTNET, CEISA, TOS, VMS, Auto Gate System dan STID terus dikembangkan. Setelah sistem registrasi kendaraan truk pengangkut muatan dari ke Pelabuhan Tanjung Priok (STID) berhasil diterapkan, maka tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menerapkan TTBS yang bertujuan untuk mengatur kedatangan truk yang akan membawa muatan receiving dan delivery menjadi lebih teratur dan tidak terpusat dalam satu slot waktu sehingga sering mengakibatkan beban sebuah terminal melebihi normal dan berdampak pada kemacetan di jalan – jalan sekitar Pelabuhan”, papar mantan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok.
Dukungan Pelindo
Direktur Utama PT Pelindo (Persero) yang diwakili oleh Group Head Teknologi Informasi dan Komunikasi PT Pelindo (Persero), Agus Darmawan.
Dia menyampaikan inovasi digital yang sudah diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Banyak sekali inovasi layanan di pelabuhan, khususnya di pelabuhan Tanjung Priok. Tahun lalu sudah ada SIMON TKBM dan STID, kemudian sekarang TTBS. Hal ini merupakan dorongan dari Intansi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok untuk percepatan layanan yang salah satunya adalah TTBS ini. Harapan kami adalah mari tingkatkan sinergi dan kolaborasi karena problem di pelabuhan tidak bisa hanya dengan penerapan digitalisasi”, ujar Agus.
Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok (Ka OP), Dr Capt Wisnu Handoko MSc menyampaikan bahwa masih perlu melakukan beberapa tahap dalam penerapan TTBS.
Capt Wisnu menyampaikan komitmen OP dalam melakukan inovasi pada layanan di pelabuhan.
“Konsep TTBS di berbagai negara sudah banyak yang menerapkan, namun Pelabuhan Tanjung Priok baru akan melaksanakan, dan tentunya masih perlu melakukan tahapan berupa pilot project mulai perencanaan, penyusunan regulasi, pengembangan sistem digital, uji coba, sosialisasi dan implementasi. Merujuk pada pelaksanaan registrasi STID, diperlukan waktu hampir setahun sampai dengan sistem benar – benar berjalan secara normal’, tutur Capt Wisnu.
Dia mengatakan penerapan TTBS ini merupakan rekomendasi aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang harus dilaksanakan oleh 10 pelabuhan yang menjadi target dalam penerapan National Logistic Ecosystem (NLE).
“Kami berharap dengan penerapan TTBS nantinya akan dapat memacu BUP/Terminal Operator/para Stakeholders lainnya untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa yang akan berdampak langsung kepada masyarakat sehingga berkontribusi terhadap penyelenggaraan pelayanan kepelabuhanan yang handal, yang berimbas menekan biaya logistik nasional. Kami senantiasa terus melakukan evaluasi terhadap penerapan ini dan sistem digital operasi pelabuhan lainnya. Kami juga berkomitmen untuk terus melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan pelayanan khususnya pelayanan jasa kepelabuhanan”, ucap Ka OP Priok.(am)