LOGISTIKNEWS.ID – Kementerian Komunikasi dan Infomatika (Kominfo) mendorong peningkatan tata kelola komoditas dan logistik untuk menopang pengembangan ekonomi digital Indonesia.
Apalagi, pada tahun 2022, sektor Informasi dan komunikasi serta sektor transportasi dan pergudangan menjadi sepuluh besar penyumbang kontribusi terbesar bagi produk domestik bruto (PDB) Indonesia, masing-masing sebesar 4,15 persen dan 5,02 persen.
Hal tersebut ditegaskan, Menteri Komunikasi dan Infomatika Budi Arie Setiadi melalui keterangan pers-nya dikutip pada Kamis (24/8/2023).
Dia menilai angka kontribusi itu memiliki arti penting untuk menopang ekosistem ekonomi digital nasional.
“Dalam ekonomi digital, selain arus informasi dan data, arus barang sebagai komoditas yang ditransaksikan adalah hal krusial yang perlu dikelola dan didukung oleh pemerintah,” ucapnya.
Mengutip hasil studi Mordor Intelligence, besaranĀ pasar atau market size Courier Express and Parcel (CEP) Indonesia di tahun 2023 memiliki nilai mencapai USD5,31 miliar. Bahkan berpotensi meningkat menjadi USD8,15 miliar di tahun 2028 nanti.
Menkominfo menyatakan sebaran Point of Presence (PoP) seperti agen, loket, dropper, dan kurir, khususnya yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, menjadi kunci sukses pertumbuhan e-commerce Tanah Air.
“Ini kemudian juga berdampak positif terhadap ekonomi digital Indonesia,” paparnya.
Oleh karena itu, Menteri Budi Arie menyatakan Pemerintah terus mendorong agar PoP penyelenggara pos dapat bertransformasi secara digital.
“Termasuk dalam mengakomodasi keperluan transaksi finansial di era yang makin digital, seperti layanan Pospay Gold,” ujar Menkominfo.[redaksi@logistiknews.id]