LOGISTIKNEWS.ID – Jepang mengapresiasi dan mengakui pesatnya pengembangan start-up perusahaan e-commerce di Indonesia.
Bahkan Pemerintah Negeri Matahari Terbit itu menyatakan ingin belajar dari keberhasilan Indonesia dalam melahirkan sejumlah unicorn dan decacorn.
Seperti diketahui, Indonesia sejauh ini telah menghasilkan 12 unicorn dan 1 decacorn-start-up teknologi milik swasta yang masing-masing bernilai $1 miliar dan $10 miliar. Pada tahun 2022, Indonesia memiliki 2.431 perusahaan start-up.
Menurut Menteri Transformasi Digital Jepang Kono Taro, Start-up Indonesia berhasil memanfaatkan potensi pasar domestik yang sangat besar dengan beragam lini bisnis. Bahkan, Menteri Kono Toro menyampaikan bahwa unicorn dan decacorn Indonesia dapat menguasai pasar ASEAN.
“Hal tersebut menarik perhatian pemerintah Jepang dalam menjajaki kerja sama pengembangan start-up dengan Indonesia,” ujar Taro saat melakukan pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto disela-sela Pertemuan Tingkat Menteri OECD Tahun 2024.
Pertemuan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat kerja sama ekonomi digital antara Indonesia dan Jepang. Sejumlah proyek kerja sama ekonomi digital dijajaki oleh kedua negara baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral di bawah payung Kerangka Ekonomi Digital (DEFA).
Dalam pertemuan ini, Menko Airlangga juga menjajaki kerja sama sistem pembayaran lintas negara.
Airlangga membagikan kesuksesan Indonesia membangun Quick Response Code Indonesia Standard atau biasa disingkat QRIS yang sudah digunakan di beberapa negara ASEAN.
Menteri Kono Taro menyampaikan bahwa Jepang belum memiliki sistem pembayaran lintas negara dan menyatakan bahwa kerja sama dengan Indonesia bisa dilakukan.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga meminta dukungan dari Jepang dalam pengembangan infrastruktur Indonesia, termasuk proyek-proyek strategis seperti kelanjutan jalur MRT Fase 2 serta pengembangan jaringan tol dan infrastruktur digital.
Pertemuan bilateral antara Indonesia dan Jepang ini mencerminkan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan.[syf]