Ekspor Furniture Tumbuh Positif

  • Share
Aktivitas Pelabuhan

LOGISTIKNEWS.ID- Industri agro memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Pada Triwulan I tahun 2025, sektor ini berkontribusi sebesar 52,19% terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan non-migas. Salah satu penopangnya adalah industri furnitur.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengungkapkan, sebagai sub sektor industri agro, industri furnitur mencatatkan kontribusi sebesar 1,15% pada tahun 2024, atau tumbuh 2,07% dibanding tahun sebelumnya.

Bahkan, ekspor furnitur Indonesia juga menunjukkan tren positif, yakni dari USD 1,85 miliar pada 2023 menjadi USD 1,91 miliar pada 2024, atau tumbuh sekitar 3%.

“Karenanya, pasar global furnitur sangat potensial, yang perlu dimanfaatkan oleh para pelaku industri dalam negeri,” ujarnya melalui keterangan pers dikutip Senin (23/6/2025).

Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur dunia pada tahun 2024 mencapai USD660 miliar dan diperkirakan tumbuh 4,9% per tahun hingga 2034. Kondisi ini merupakan peluang besar bagi industri furnitur Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan pangsa pasar global,” ungkapnya.

Namun demikian, imbuhnya, industri furnitur Indonesia tengah menghadapi berbagai tantangan, seperti hambatan logistik akibat geopolitik, regulasi lingkungan seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR), hambatan non-tarif di negara tujuan ekspor, masuknya furnitur impor logam dan plastik, serta isu keamanan investasi.

“Untuk menjawab tantangan dan tren pasar furnitur yang mengarah pada produk ramah lingkungan, desain modular dan cerdas (smart features), serta sistem pemasaran berbasis teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan 3D printing, bisa menjadi solusinya. Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong transformasi teknologi di sektor ini,” ucapya.

Menurutnya, langkah konkret lainnya yang dijalankan Kemenperin dalam meningkatkan daya saing industri furnitur nasiona adalah pelaksanaan program restrukturisasi mesin/peralatan industri pengolahan kayu sejak tahun 2022.

Program ini memberikan reimburse sebagian biaya pembelian mesin hingga 30% untuk mesin lokal dan 15% untuk mesin impor yang memenuhi kriteria.

“Sebanyak 33 perusahaan telah memanfaatkan program ini, dengan total reimburse sebesar Rp20,6 miliar,” ungkap Putu.[syfa]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *