LOGISTIKNEWS.ID- Pengusaha truk logistik di Surabaya Jawa Timur mengungkapkan kondisi layanan dan operasional pelabuhan di Tanjung Perak Surabaya, dalam kondisi normal meskipun sempat ada isue pada pekan lalu kedatangan satu kontainer berisi cengkeh suspek radioaktif cesium (Cs)-137.
“Memang sempat ada kekhawatiran kemarin, truk gak bisa muat, bongkar dan kirim kargonya dari pelabuhan. Tetapi kekhawatiran itu ternyata tidak ada, dan berdasarkan informasi temen-temen trucking di Tanjung Perak sampai pagi ini tidak ada masalah. Normal-normal saja,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Timur, Sundoro kepada Logistiknews.id, pada Rabu pagi (5/11/2025).
Dia juga mengungkapkan adanya isue penutupan layanan pelabuhan Tanjung Perak lantaran isue tersebut adalah tidak benar atau hoax, karena aktivitas logistik sejak akhir pekan lalu hingga saat ini masih tetap berlangsung seperti biasa.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Radiasi Radionuklida memastikan bahwa aktivitas di area Terminal Petikemas Surabaya (TPS) tak ditutup usai penemuan kontainer berisi komoditas cengkih yang diduga terkontaminasi Cesium-137 tiba di Surabaya, pada Sabtu (1/11/2025) malam.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) juga mengungkap kondisi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dinyatakan normal sehingga aktivitas operasional tetap berjalan seperti biasa, setelah pekan lalu kedatangan satu kontainer berisi cengkeh suspek radioaktif cesium (Cs)-137.
Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara KLH Nixon Pakpahan memastikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 telah memisahkan kontainer berisi komoditas ekspor yang ditolak masuk ke negara Amerika Serikat tersebut.
“Penanganan setibanya di Terminal Petikemas Surabaya, kontainernya dinyatakan tidak terdeteksi Cs 137,” katanya kepada wartawan di Surabaya, Selasa (4/11/2025).
Dia mengatakan, Komoditas cengkeh yang berada di dalamnya kemudian dipisahkan untuk diperiksa lebih lanjut oleh otoritas yang ditunjuk Pemerintah Indonesia, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
Komoditas ekspor tersebut dinyatakan sebagai suspek Cs-137 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sehingga dikembalikan ke Tanah Air melalui Terminal Petikemas Surabaya.
“Terhadap yang disebutkan oleh berita FDA itu sudah dipisahkan. Nanti itu yang akan diperiksa lebih lanjut,” ujar Nixon sambil menambahkan bahwa proses pemeriksaan terhadap suspek Cs-137 dilakukan oleh otoritas BRIN dan Bapeten melalui proses saintifik.[am]













