JAKARTA – Pengelola terminal khusus mobil di pelabuhan Tanjung Priok mengungkapkan tidak mempermalahkan dengan rencana optimalisasi pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat.
Dirut PT Indonesia Kendaraan Terminal/IKT, Tbk (IPCC), Arif Isnawan mengemukakan, pihaknya justru menilai kehadiran pelabuhan Patimban dapat diharapkan sebagai altermatif pilihan customer sehingga terjadi persaingan natural melalui mekanisme pasar.
“IKT tidak masalah.Saya melihat kepentingan yang lebih besar. Indonesia sangat butuh tambahan car terminal untuk antisipasi pertumbuhan produksi mobil di Indonesia,” ujarnya kepada logistiknews.id, saat dikonfirmasi soal percepatan optimalisasi pelabuhan Patimban, pada Minggu (6/6/2021).
Dia mengatakan, jika terjadi persaingan natural terhadap pelayanan bongkar muat mobil/kendaraan sesuai dengan mekanisme pasar diharapkan bisa menjadikan logistic cost nasional turun.
Sebelumnya, PT IKT menyatakan tetap optimistis bisa mencapai target kinerja perseroan pada tahun ini, menyusul mulai membaiknya sektor otomotif seiring meredanya imbas Pandemi Covid-19 memberikan sentimen positif pada permintaan akan produk-produk otomotif.
Arif mengemukakan, Pandemi Covid 19 sempat menyebabkan produktivitas bongkar muat di terminal perseroan mengalami penurunan sepanjang tahun 2020.
“Namun sejak memasuki 2021 dan hingga triwulan pertama tahun ini, kinerja dan produktivitas IPCC kembali pulih. Kamipun sudah reborn,” ujarnya.
Dia mengatakan, pulihnya produktivitas IPCC ditandai dengan peningkatan permintaan pemanfaatan fasilitas di terminal khusus kendaraan tersebut yang pada akhirnya berimbas pada kenaikan jumlah kendaraan yang ditangani di Terminal Peraeroan.
“Bahkan hingga April 2021 kembali mengalami kenaikan melanjutkan pemulihan dari bulan sebelumnya,” ucap Arif.
Sementara itu, pada Minggu (6/6/2021) Menhub Budi Karya Sumadi memimpin rapat dengan sejumlah pihak terkait untuk membahas upaya percepatan pembangunan dan optimalisasi pelayanan Pelabuhan Patimban.
Dijelaskan juga progres pembangunan Pelabuhan Patimban Fase 1-1 yang terdiri dari Paket 1,2,3, dan 4.
Untuk paket 1 telah mencapai 99,8% yang terdiri dari dermaga peti kemas 420 x 34 meter berkapasitas 250.000 TEUs, dermaga kendaraan 300 x 33 meter berkapasitas 218.000 CBU, area reklamasi 60 hektare, dan area kolam pelabuhan.
Kemudian, paket 2 yang terdiri dari pengerjaan breakwater, seawall, dan pengerukan alur pelayaran saat ini progresnya telah mencapai 91,4%.
Sementara itu, untuk pengerjaan jembatan penghubung yang masuk dalam paket 3 saat ini progresnya mencapai 69,2%. Ditargetkan pengerjaan paket telah selesai pada akhir tahun 2021.
“Untuk paket 4 pekerjaan access road sudah selesai 100%. Namun masih ada sedikit kekurangan pada sisi ramp on/ramp off menuju pelabuhan yang akan segera diselesaikan,” ungkap Menhub.
Selanjutnya, untuk pembangunan fase 1-2 yang terdiri dari Paket 5 dan 6 berupa pembangunan car terminal, gedung perkantoran, terminal kontainer, Menhub menargetkan selesai paling lambat pada 2023.
Menhub juga meminta semua pihak agar berupaya maksimal sehingga kapal-kapal dapat segera beroperasi di Pelabuhan Patimban. Mulai dari Kapal Tol Laut, Kapal ASDP dan Kapal Pelni, baik itu yang mengangkut barang maupun penumpang.