CEISA Down, APBMI Apresiasi Service Recovery & Keringanan Biaya Storage Kargo di Priok

  • Share
Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta, Juswandi Kristanto

JAKARTA – Gangguan terhadap sistem IT Kepabeanan ekspor impor atau CEISA selama sepekan terakhir ini, bukan hanya berimbas pada aktivitas kontainer/peti kemas, namun juga terhadap kargo umum atau breakbulk di pelabuhan Tanjung Priok.

Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta, Juswandi Kristanto, mengungkapkan asosiasinya-pun banyak menerima keluhan dari perusahaan bongkar muat (PBM) maupun eksportir dan importir kargo umum/breakbulk di Pelabuhan Priok, akibat gangguan Sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) Bea dan Cukai Kemenkeu itu.

Namun, Juswandi menilai pihak PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) -anak usaha IPC/Pelindo II, telah cukup reaktif dalam merespon keluhan dan persoalan para pemilik barang atau Consignee di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Setelah melalui komunikasi dengan pelaku usaha dan berbagai pihak terkait pihak PTP cabang Tanjung Priok dapat memahami bahwa kondisi ini semua bukan kelalaian dari pihak importir atau Consignee. Ini semata-mata karena sistem CEISA yang bermasalah sehingga terjadilah penumpukan kargo di lapangan,” ujar Juswandi, kepada logistiknews.id, pada Jumat (16/7/2021).

Dia juga mengapresiasi langkah PTP cabang Tanjung Priok yang berkomitmen supaya tidak muncul biaya tinggi logistik bagi customernya atas kondisi itu. Apalagi saat ini kondisi usaha dan perekonomian juga belum stabil akibat Pandemi Covid-19.

Pasalnya, kata dia, gangguan pada sistem CEISA mengakibatkan dokumen importasi kargo breakbulk-pun tidak bisa respon memperoleh Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang (SPPB), selama satu minggu terakhir ini.

Akibatnya, Consignee khawatir biaya penumpukan untuk cargo breakbulk menjadi sangat tinggi lantaran jika dalam kondisi normal bisa terkena biaya storage masa ketiga, dan terkena tarif progresif jika SPBB sudah lebih dati 3 hari barangnya tidak dikeluarkan dari pelabuhan.

“Namun kami telah mendapat penjelasan dari manajemen PTP, sehingga Consignee tidak perlu cemas karena biaya penumpukan kargo breakbulk sepanjang periode terjadinya gangguan sistem CEISA, biaya storage-nya semua dianggap dan diperhitungkan masa satu,” ucap Juswandi.

APBMI juga disarankan oleh PTP apabila ada klaim yangg berkaitan dengan storage imbas gangguan CEISA, maka pihak Consignee dapat menyampaikan kepada PBM terkait untuk diteruskan ke PTP cabang Tanjung Priok guna segera dicarikan solusinya.

Juswandi mengatakan, PTP Cabang Pelabuhan Tanjung Priok juga menyetujui memberikan service recovery berupa keringanan biaya penumpukan kepada pengguna jasa atas terjadinya kendala di pelabuhan Priok.

Pemberian service recovery tersebut berlaku sejak terjadinya kendala sistem CEISA sejak Kamis 8 Juli 2021 sampai dengan sistem tersebut dinyatakan berfungsi normal kembali oleh Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu.

Penegasan tersebut disampaikan melalui Surat GM PTP Cabang Tanjung Priok Budi Utoyo pada 16 Juli 2021, yang ditujukan kepada Mitra Kerja Pengguna Jasa PTP Cabang Tanjung Priok.

“Kami sangat berterimakasih atas kepedulian PTP dalam menyikapi dan memberikan solusi terhadap persoalan ini. APBMI juga berkomitmen terus mendukung mengefisienkan biaya logistik di pelabuhan Priok,” ujar Juswandi.

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *