JAKARTA – Aktivitas logistik ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok saat ini mulai menggeliat lagi pasca telah rampungnya perbaikan sistem CEISA Kepabeanan yang sempat mengalami gangguan beberapa waktu lalu.
“Layanan jasa logistik dan kepelabuhanan sudah kembali normal, sistem CEISA juga sudah berfungsi seperti sedia kala. Semua sudah berjalan normal. Untuk itu kami sampaikan apresiasi kepada semua instansi terkait serta operator terminal di pelabuhan Priok yang telah memberikan solusi efektif dalam mengatasi persoalan saat dan pasca terjadinya hambatan pada sistem CEISA itu,” ujar Wakil Ketua Bidang Transportasi, Logistik dan Kepelabuhanan Kadin DKI Jakarta Widijanto, kepada logistiknews.id, pada Minggu (31/7/2021).
Sebagaimana diketahui, Sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kemenkeu, sempat mengalami trouble beberapa waktu lalu.
Kondisi ini sempat mengakibatkan terhambatnya layanan kepabeanan ekspor maupun impor di Indonesia termasuk melalui pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
KADIN DKI Jakarta, imbuhnya, juga mengapresiasi upaya dari Bea dan Cukai Priok, OP Tanjung Priok, serta Manajemen IPC maupun Operator Terminal Peti Kemas ekspor impor di pelabuhan Priok yang telah berjalan memberikan keringanan sejumlah biaya pelayanan termasuk dengan adanya service recovery selama terjadinya gangguan CEISA pada 8 Juli s/d 19 Juli 2021.
“Hal ini juga sangat membantu perusahaan forwarder dan logistik maupun perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) di Pelabuhan Tanjung Priok,” papar Widijanto yang juga merupakan Wakil Ketua Umum bidang Kepabeanan DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).
Saat ini di Pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima pengelola fasilitas terminal peti kemas/kontainer yakni, Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Tanjung Priok.
“Kita semua berharap kedepannya tidak terjadi lagi gangguan sistem CEISA Kepabeanan dan Cukai tersebut dan pihak operator terminal di pelabuhan Priok dapat terus memberikan layanan terbaiknya kepada pengguna jasa kepelabuhan,” ucap Widijanto.
Non Kontainer
Sebelumnya, pelaku perusahaan bongkar muat (PBM) yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta, juga mengapresiasi upaya Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Manajemen IPC/PT Pelindo II, dan KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok,dalam mengatasi persoalan gangguan Layanan elektronik kepabeanan (CEISA).
Ketua DPW APBMI DKI Jakarta, Juswandi Ktistanto mengemukakan, dukungan dari stakeholders terkait dan asosiasi pengguna jasa di pelabuhan Priok yang terus memberikan masukan dan solusi dalam penanganan perbaikan sistem CEISA juga patut di acungi jempol.
“PBM mengapresiasi semua pihak yang telah bahu membahu dalam mencari solusi tersebut, sehingga saat ini CEISA sudah kembali normal,” ujar Juswandi.
Dia mengatakan, pada Jumat (23/7), Kantor OP Tanjung Priok juga telah menggelar zoom meeting, bersama komunitas Kepelabuhanan Tanjung Priok.
Zoom meeting itu membahas terkait Mekanisme Keringanan Biaya Storage Dampak Gangguan CEISA, yang dipimpin Kepala OP Tanjung Priok Capt. Wisnu Handoko, guna menemukan solusi, sekaligus mengevaluasi adanya gangguan sistem elektronik Bea Cukai tersebut.
Hadir pada kesempatan tersebut, antara lain Kepala KPU Bea Cukai Dwi Teguh, Direksi IPC/Pelindo II Rima Novianti, Serta Ketua DPC INSA Jaya Capt. Alimudin, ketua ALFI Jakarta Adil Karim, ketua APBMI Jakarta Juswandi Kristanto, Ketua Bidang GINSI Erwin Taufan, Capt Rusdi Ketua DPW Indonesia Shipping Agency Association (ISAA) DKI Jakarta, serta para Manajemen operator terminal petikemas di Priok.
Pada prinsipnya, semua pelaku usaha minta agar sistem CEISA tak lagi mengalami gangguan. Sebab, akibat gangguan dari sistem tersebut semua pihak dirugikan.