JAKARTA,Logistiknews – PT Pelindo perlu menata ulang lokasi (re-layout) fasilitas common gate area New Priok Container Terminal (NPCT-1) karena seringkali menimbulkan kemacetan lantaran posisinya terlampau dekat dengan jalan arteri.
Saat ini fasilitas common gate area New Priok Container Terminal (NPCT-1) dikelola oleh PT Multi Terminal Indonesia (MTI)/ IPC Logistic Services.
Di fasilitas common gate itu biasanya dilakukan pengecekan kelaikan setiap trucking yang hendak masuk, termasuk kegiatan penimbangan.
“Untuk menghindari kemacetan yang terus berulang mungkin posisi common gate diarahkan lebih kedalam jangan terlalu dekat dengan jalan arteri,” ujar Adil Karim Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, kepada Logistiknews, pada Rabu (12/1/2022).
Kemacetan parah kembali terjadi di akses distribusi ke pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu pagi (12/1/2022). Namun pada siang menjelang sore kemacetan sudah bisa terurai.
Menurut Gagan Gartika, Wakil Ketua Umum Bidang Kepelabuhanan DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), kemacetan hanya terjadi pada lokasi akses masuk common gate New Priok Container Terminal One (NPCT-1).
“Informasi yang kami terima bahwa aktivitas bongkar muat di terminal tersebut sedang padat saat ini, bahkan dari tadi malam sudah padat,” ujarnya kepada Logitiknews.id, pada Rabu pagi (12/1/2022).
Gagan mengungkapkan, Aptrindo sudah menerima laporan analisa sementara penyebab kemacetan menurut pihak Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan NPCT-1.
Masih adanya data Single Truck Identity Document (STID) yang belum terintegrasi dengan sistem/data base terminal. Kemudian sda pekerjaan pelebaran jalur menuju jalur Common Gate in di buffer area NPCT-1, dan juga ada closingan kapal MV. Lady of Luck pagi ini,” ungkap Gagan mengutip laporan tersebut.
Hal senada juga dikemukakan Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) Irwandy MA Rajabasa.
Pihaknya telah menerima laporan adanya kemacetan di Common Gate NPCT-1 tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh GPEI, imbuhnya, kemacetan lantaran antrian masuk di gate common area saat transaksi Single TID di gate.
Selain itu, adanya kapal-kapal yang delay dimana berimbas kepada banyaknya permintaan early stacking untuk kapal berikutnya, permintaan extend closing karena keterlambatan masuk terminal, dan juga empty repo yang masuknya belakangan.
“Kebetulan belum semua truck masuk menggunakan Single TID yang baru sehingga terpaksa menggunakan manual, dan makanya berimbas jadi macet di common gate itu,” ujar Irwandy.(am)