JAKARTA,Logistiknews – Ikatan Eksportir Importir Indonesia (IEI) mengharapkan, pasca masuknya ribuan boks kontainer kosong (empty) via Pelabuhan Tanjung Priok dapat mengurangi kelangkaan kontainer di dalam negeri untuk eksportasi dan sekaligus menstabilkan ongkos angkut atau freight pengapalan ekspor yang selama ini terkesan ugal-ugalan.
“Akibat isue kontainer langka freight ekspor naiknya tidak terkendali lagi hingga 400% s/d 500% bahkan lebih,” ujar Ketua Umum IEI, Amalia kepada Logistiknews.id, pada Jumat (14/1/2022).
Kendala eksportasi yang menyebabkan tidak kompetitifnya produk ekspor nasional tidak bisa dihindari akibat kelangkaan kontainer tersebut.
Dia mencontohkan, freight ekspor dari Jakarta tujuan Korea yang sebelumnya USD 100 – 200/boks sekarang ini bisa mencapai USD 1.600 – USD 1.800. Kemudian ke Turki yang biasanya USD 3.000/4.000 bisa sampai USD 16.000 – USD 19.000.
“Saya mendengar ada ribuan kontainer empty di bongkar melalui Pelabuhan Priok. Ahamdulillah kalau memang ada masuk kontainer-kontainer tersebut untuk kelancaran kebutuhan kontainer ekspor saat ini yang sedang sulit,” ucap Amalia.
Pada Kamis (13/1/2022) Pelabuhan Tanjung Priok kedatangan Kapal Terbesar MV MSC Tianshan yang sandar di Terminal 3, IPC Terminal Petikemas.
Kapal dengan LOA 334 Meter tersebut diageni oleh PT Perusahaan Pelabuhan Nusantara Panurjwan, dan membongkar 1702 boxes atau equivalent sekitar 3394 Teus dan akan memuat 103 Boxes atau sekitar 2442 Tonase. Kapal MV MSC Tianshan bertolak dari Umm Qasr Port, Irak dengan tujuan Qingdao, China.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Capt Wisnu Handoko menyampaikan, ship call MV. Tianshan bisa menjawab kondisi kelangkaan kontainer yang terjadi akhir-akhir ini.
“Harapannya agar para eksportir dapat memanfaatkan ketersediaan kontainer ini dengan baik untuk melakukan pengiriman muatan, bagi pihak pelayaran untuk menjaga biaya freight tetap kompetitif sehingga tidak menambah beban biaya logistik serta bisa menarik minat para shipper,” ujar Capt Wisnu.(*)