JAKARTA,Logistiknews – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia.(Aptrindo) menyambut positif rencana penerapan program Single Truck Identity Document (STID) di Pelabuhan-pelabuhan utama lainnya di Indonesia, setelah program itu sukses di pelabuhan Tanjung Priok.
“Bagus sekali, tentu kami sangat senang dan mendukung jika STID juga bisa diberlakukan di pelabuhan lainnya selain di pelabuhan Priok. Ini sekaligus sebagai langkah mendigitalisasikan layanan trucking yang lebih seragam secara nasional. Kami rasa sudah seharusnya seperti itu (diterapkan dipelabuhan utama lainnya),” ujar Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan, kepada Logistiknews.id, pada Kamis (17/2/2022).
Gemilang yang juga Chairman Asean Trucking Federation (ATF) itu mengatakan, suksesnya pelaksanaan STID di Pelabuhan Tanjung Priok juga dinilai bisa dijadikan benchmark khususnya dalam mendigitalisasikan layanan trucking logistik yang laik operasional di pelabuhan-pelabuhan utama Indonesia.
“Digitalisasi layanan trucking ini dalam rangka mengintegrasikan kebutuhan armada pengangkut logistik dari dan ke pelabuhan yang laik operasional kedalam sistem National Logistik Ecosystem (NLE). Makanya sejak awal Aptrindo antusias dengan program STID di Priok. Dan saat ini sebaiknya bisa juga di implementasikan di pelabuhan utama lainnya seperti Belawan, Makassar, Semarang maupun Tanjung Perak Surabaya,” ucap Gemilang Tarigan.
Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Capt Mugen Suprihatin Sartoto, kepada Logistiknews.id, mengungkapkan Kementerian Perhubungan berencana mengimplementasikan program Identitas Tunggal Trucking atau Single Truck Indentity Document (STID) di sejumlah Pelabuhan lainnya di Indonesia, pasca suksesnya penerapan STID di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Mungkin saja, dan setelah penerapan di Pelabuhan Tanjung Priok sukses, kita akan push agar dapat juga pelabuhan lainnya terapkan STID,” ujar Capt Mugen yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok itu.
Dia menegaskan rencana tersebut sebagai upaya mendorong digitalisasi pada semua layanan angkutan laut dan kepelabuhan, termasuk truk logistik. “Pelabuhan-pelabuhan utama kita akan dorong ke digitalisasi semua layanannya,” ucap Capt Mugen.
STID menjadi identitas tunggal setiap truk, dengan sistem berbasis elektronik yang terkoneksi dengan sistem IT manajemen pelabuhan yang berisi database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya, termasuk data nomor polisi kendaraan/truk serta pemilik/perusahaan angkutannya.
13.636 Truk Comply STID
Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan STID penyeragaman sistem sehingga armada truk apapun yang masuk ke Pelabuhan itu tidak perlu lagi banyak-banyak kartu.
Pelaksanaan STID di Pelabuhan Tanjung Priok sudah dilakukan sejak 1 Januari 2022 dan masih terus berlangsung hingga saat ini.
Berdasarkan data Pelaporan Pelaksanaan STID Pelabuhan Tanjung Priok, hingga 16 Februari 2022 tercatat sebanyak 13.635 trucking telah comply terhadap STID di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Namun dari jumlah itu, masih terdapat STID Sementara (STID-S) yang disetujui sebanyak 2.074 Truk.
Sebagaimana diketahui bahwa pemegang STID-S hanya bisa dipergunakan sampai dengan akhir Maret 2022. Setelah itu kalau tidak melakukan upgrade ke STID yang permanen, maka Trucking pemegang STID-S tidak bisa lagi terlayani oleh system di terminal pelabuhan.
Adapun jumlah perusahaan yang telah disetujui PMKU (Permohonan Melakukan Kegiatan Usaha) di Pelabuhan Tanjung Priok hingga 16 Februari 2022, sebanyak 734 Perusahaan.
Sedangkan Perusahaan yang mengajukan STID hingga 16 Februari 2022 tercatat 587 Perusahaan dan jumlah perusahaan yang telah disetujui STID-nya 576 Perusahaan.
Adapun jumlah kartu STID yang dicetak dan telah di distribusikan hingga 16 Februari 2022 telah mencapai 13.480 kartu.(am)