Belum Ada Standar, Tarif Lift Off di Depo Empty Masih Dikeluhkan

  • Share
Widijanto, Pengurus Kadin DKI Jakarta yang juga Wakil Ketum DPP ALFI bidang Kepabeanan dan Cukai.

LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha logistik di Tanjung Priok masih mengeluhkan tingginya biaya di depo kosong (empty) di luar pelabuhan Tanjung Priok.

Widijanto, Wakil Ketua Umum Bidang Logistik, Transportasi dan Kepelabuhanan Kadin DKI Jakarta, mengungkapkan sampai kini belum ada action dari regulator berkaitan dengan mahalnya biaya pemulangan kontainer kosong (lift-off) eks impor di fasilitas depo peti kemas kosong di luar pelabuhan.

Belum lagi, imbuhnya, pemilik barang maupun PPJK yang newakilinya, terkendala lamanya waktu proses keluarnya dokumen kelengkapan faktur pajak dari depo sebagai prasyarat pengajuan tagihan (invoice) ke pemilik barang, sehingga cash flow usaha PPJK tergangu.

“Tidak ada standar tarif layanan Lift Off di depo peti kemas kosong, ada yang nagih Lift Off sebesar Rp.600 ribu untuk ukuran 40 feet, ada yang mengenakan Rp.750 ribu bahkan ada yang mengutip lebih dari Rp.1 juta perukuran 40 feet,” ujar Widijanto, kepada wartawan pada Jumat (27/5/2022).

Oleh karena itu, Widijanto juga mendesak agar regulator/instansi yang memberikan izin usaha depo peti kemas kosong itu dapat melakukan evaluasi dan penertiban terhadap usaha dan operasional depo supaya biaya logistik nasional tidak terus menerus melambung seperti saat ini.

“Sudah seringkali pelaku usaha mengeluhkan soal tarif layanan di depo empty itu, tetapi hingga saat ini belum ada perubahan apapun. Kami justru merasakan seolah ada pembiaran terhadap masalah ini,” ucapnya.

Sebelumnya, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) juga menginginkan tarif lift on-lift off (Lo-Lo) peti kemas kosong di fasilitas depo empty di luar pelabuhan seharusnya lebih murah ketimbang tarif Lo-Lo yang ada di dalam pelabuhan.

Oleh karena itu, pengawasan terhadap biaya Lo-Lo di luar pelabuhan itu perlu dilakukan lantaran menciptakan biaya logistik Indonesia menjadi lebih mahal dan itu tidak sejalan dengan keinginan pemerintah dan Presiden Joko Widodo.

Sebagai ilustrasi, tarif Lo-Lo di Terminal atau pelabuhan Tanjung Priok dengan kondisi petikemas berisi (full) hanya Rp 285.500 untuk kontainer 20 feet.(am)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *