Gemilang: TBS Bisa Ubah Karakteristik Hinterland

  • Share

LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha meyakini implementasi terminal booking system (TBS) di pelabuhan Tanjung Priok akan merubah karakteristik industri hinterland /pendukung pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Otomatis industri/hinterland akan menyesuaikan jadwal penerimaan dan pengiriman barangnya (impor maupun ekspor) sesuai dengan jadwal yang terintegrasi dengan TBS di pelabuhan,” ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, pada Rabu (29/6/2022).

Dia mengatakan, dengan TBS maka semua pelaku usaha terkait di sektor transportasi maupun jasa kepelabuhanan akan lebih mempersiapkan diri dalam melakukan aktivitasnya.

“Sehingga pergerakan truk pengangkut ekspor maupun impor bisa terjadwal dengan baik yang telah ditetapkan dan efek dominonya tingkat kemacetan di akses pelabuhan bisa berkurang,” paparnya.

Kendati begitu, Gemilang tetap menyarankan perlunya buffer area trucking khusus pengangkut ekspor impor di sekitar pelabuhan Priok untuk fasilitas tunggu sementara terhadap truk yang belum bisa masuk pelabuhan karena masih menunggu jadwal masuk.

Pelaku usaha logistik menyakini bahwa terminal booking system (TBS) memberikan m<span;>anfaat positif terhadap aktivitas logistik di pelabuhan Tanjung Priok.

Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim juga pernah mengemukakan TBS akan dapat mengatur kedatangan Truck secara terencana, mengurangi kemacetan ke dan dari Pelabuhan serta mengurangi emisi.

Selain itu, kata Adil dengan TBS maka pihak Terminal di pelabuhan juga dapat mengelola volume truck lebih baik dan memastikan waktu penyelesaiannya sesuai service level agreement/service level guaranted (SLA/SLG).

“Dampaknya biaya logistik juga akan lebih efesien dan efektif. Makanya kami terus mendorong setelah STID sukses di Priok maka berlanjut ke TBS,” ujar Adil Karim.

Namun, imbuh Adil, untuk mendukung implementasi TBS di pelabuhan Tanjung Priok, mesti ada fasilitas yang harus disiapkan antara lain; buffer Area pada sisi timur Pelabuhan serta akses yang efektif ke Pelabuhan.

Disamping itu, penyelesaian akses jalan dari buffer area sisi barat menuju ke Pelabuhan, System IT yang handal serta kepastian Regulasi.

“Untuk bisa melakukan itu semua, perlu ada komunikasi yang baik antar stakehoders, guna menyamakan mindset. Intinya kolaborasi bersama para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan,” ucap Adil Karim.(am)

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *