LOGISTIKNEWS.ID – Operator Truk Barang dan Logistik di Indonesia bersiap menaikkan tarif angkut menyusul sudah adanya kepastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar yang diumumkan Pemerintah per hari ini, Sabtu (3/9/2022).
Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, mengatakan dengan adanya kenaikan BBM Solar bersubsidi itu, otomatis sangat memengaruhi penambahan cost operasional trucking.
“Sore ini kami (Aptrindo) akan melakukan rapat Pleno dengan melibatkan semua pengurus asosiasi tersebut di seluruh Indonesia. Pilihannya memang kita akan menaikkan tarif angkut sebab jika tidak dilakukan maka usaha trucking bisa gulung tikar. Tetapi berapa besar kenaikannya, harap bersabar dahulu sebab saya tidak bisa putuskan sendiri, kita mau plenokan dulu sebentar,” tegas Gemilang, kepada Logistiknews.id, pada Sabtu Siang (3/9/2022).
Aptrindo, imbuhnya, telah membahas masalah ini dengan menyiapkan tim tarif untuk menghitung secara komprehensif penaikan tarif angkutan/trucking tersebut.
“Kalau akibat imbas kenaikkan BBM Solar bersubsidi saja, Aptrindo sudah punya hitungannya akan menaikkan tarif angkut sebesar 15 persen. Tetapi nanti akan ada perhitungan lainnya oleh tim trif Aptrindo yang juga dipicu oleh kenaikan harga sparepart, ban dan lainnya termasuk SDM atau Sopir truk,” ungkap Gemilang.
Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dari Pertalite, Solar, dan Pertamax. Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.
“Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian,” ujar Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Sabtu.
Menteri ESDM Arifin Tasrif selanjutnya menjabarkan penyesuaian harga BBM terbaru tersebut yakni; harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
AdapuĀ harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.(am)