ALFI ingin Segera Penggunaan X-Ray Petikemas Impor Jalur Merah di Priok Dimandatorykan

  • Share
Truk Logistik Pengangkut Peti Kemas saat melintasi Alat Pemindai Kontainer yang di operasikan Bea dan Cukai Tanjung Priok di fasilitas TPFT Graha Segara.-photo:Logistiknews.id/Akhmad Mabrori

LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku usaha logistik mengusulkan, pemanfaatan alat pemindai (X Ray) untuk behandle peti kemas impor kategori jalur merah di pelabuhan Tanjung Priok, dapat segera di mandatorykan demi percepatan arus barang impor, menjamin keamanan dan menekan biaya logistik di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Widijanto, Wakil Ketua Umum bidang Kepabeanan dan Cukai DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) yang juga Wakil Ketua Umum bidang Transportasi dan Logistik KADIN DKI Jakarta mengatakan, mandatory layanan X-Ray itu sudah waktunya mengingat uji coba operasional sudah dilakukan cukup lama pada tempat pemeriksan fisik terpadu atau TPFT Graha Segara, di kawasan  pabean Pelabuhan Tanjung Priok.

“Bahkan untuk layanan X-Ray itu sudah ada pedoman tarif yang telah disepakati oleh asosiasi pengguna jasa di pelabuhan Priok,” ujar Widijanto, kepada wartawan, pada Senin (7/11/2022).

Widijanto mengatakan, penggunaan X-Ray untuk peti kemas impor jalur merah diyakini bisa lebih cepat ketimbang dilakukan secara manual, bahkan bisa lebih menghemat biaya dan waktu pemilik barang.

“Kami mendorong penggunaan X-Ray tersebut di mandatorykan saja oleh regulator Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok maupun Bea dan Cukai Tanjung Priok, karena secara tehnologi dan tehnis pengoperasiannya dilapangan kami lihat dan nilai sudah memadai sesuai dengan kondisi yang sekarang dibutuhkan oleh pemilik barang impor di pelabuhan Priok,” ucapnya.

Widijanto, Pengurus Kadin DKI Jakarta yang juga Wakil Ketum DPP ALFI bidang Kepabeanan dan Cukai.

Widijanto mengungkapkan, alat X-Ray tersebut juga dapat mengukur berat kendaraan dalam kondisi bergerak dan dilengkapi sensor, CCTV, lampu penerangan LED, dan lampu isyarat. Bahkan radiasi alat ini juga sangat terukur untuk setiap kontainer yang masuk ke alat tersebut.

“Apalagi alat seperti ini baru ada di Pelabuhan Tanjung Priok dan merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Dengan penggunaan X-Ray itu maka keamanan masyarakat menjadi prioritas untuk dilindungi atas masuknya barang larangan narkotika dan senjata api, dan itu mesti diawasi ketat,” ujar Widijanto.

Serah Terima Pengoperasian, Penggunaan dan Pemanfaatan Alat Pemaindai Cargo Scanning Versi 1.4.0, telah dilaksanakan pada pertengahan Juli 2022 dari Manajemen PT Graha Segara kepada Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok.

Saat ini Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok menempatkan Alat pemindai (X Ray) peti kemas itu pada tempat pemeriksan fisik terpadu atau TPFT Graha Segara, di kawasan  pabean Pelabuhan Tanjung Priok.

Untuk optimalisasi pemeriksaan barang dengan mengunakan Hi-Co Scan/ X-Ray Sistem atau alat Pemindai tersebut, telah diamanatkan melalui keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu nomor Kep-99/BC/2003 dan tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan/PMK No: 109/04/ tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.04/2017 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *