LOGISTIKNEWS.ID – Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menerima kunjungan Pengurus DPP Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), di Kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, pada Senin (13/2/2023).
Pada kesempatan tersebut, Mendag didampingi oleh Direrktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso dan Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Farid Amir.
Adapun dari GPEI hadir antara lain; Sekjen Toto Dirgantoro yang mewakili Ketua Umum DPP GPEI Benny Soetrisno, Achmad Ridwan Tentowi (Wakil Ketua Umum Bidang Kemaritiman dan Angkutan Laut), Abdul Sobur (Wakil Ketua Umum), Samuel Siahaan (Ketua Bidang Hukum dan Perjanjian Internasional) , Hans Prajanto (Ketua Bidang), Ade Siti Muksodah (Wakil Ketua Umum), Irwandy M.A Rajabasa (Ketua GPEI DKI Jakarta), M Nur Sinungan (Sekretaris DPD DKI), dan Mikhael Adrianto Pradana (Wakil Sekjen).
Dalam kesempatan itu, GPEI mengundang Mendag untuk membuka acara Rakernas ke-1 GPEI yang rencananya dilaksanakan pada awal Maret 2023 di Jakarta.
Dalam pertemuan yang juga diisi dengan dialog itu, Mendag menegaskan bahwa tidak boleh ada hambatan sekecil apapun terhadap kegiatan ekspor nasional lantaran ekspor adalah mendatangkan devisa bagi negara.
Mendag Zulhas juga mengajak para pengusaha ekspor untuk mengembangkan pasar seluas-luasnya ke luar negeri.
“Ekspor jangan dipersulit-sulit, wong kalau ekspor itu kita dapatkan devisa kok. Tetapi kalau impor, kan perlu diatur,” ujar Mendag.
Sekjen DPP GPEI Toto Dirgantoro mengemukakan, pertemuan dengan Mendag Zulkifli Hasan, selain silaturahmi juga untuk menyampaikan undangan resmi Rapat Kerja Nasional Tahun 2023 Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) yang bertema ‘Industri Agro dan Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung Ekspor Nasional’.
Dalam Rakernas GPEI juga bakal dilakukan pembahasan dengan topik hangat antaralain; Asean sebagai domestik market, soal sertifikasi, terkait bidang logitik dan shipping serta pemangkasan birokrasi ekspor. Selain itu, soal akses pembiayan non-Bank, kredit bunga murah untuk pembiayan ekspor anggota GPEI, maupun Promosi dan Trading ke Luar negeri serta penguatan organisasi dan hubungan antarlembaga.
“Dalam petemuan dengan Mendag Zulhas, GPEI juga mengapresiasi peran Kemendag yang cukup responsif terhadap permasalahan-permasalahan ekspor nasional,” ujar Toto.
Dia mengatakan, Industri agro di Indonesia merupakan sektor industri manufaktur yang selama ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
“Sumbangsih industri agro signifikan terhadap PDB sektor pengolahan nonmigas, mencapai rata rata 50% selama beberapa masa. Kekuatan lainnya pada bangsa Indonesia adalah di sektor Industri Kreatif,” ucap Toto.
GPEI menilai, kreativitas dan pengetahuan adalah dua aset yang krusial jika ingin menghasilkan terobosan-terobosan baru dan memiliki daya saing yang tinggi di dalam pasar yang makin sengit ini. Di tengah masalah pandemi global Covid 19 sepanjang tahun 2020 hingga 2022 hingga pecahnya perang Russia-Ukraina, industri makanan dan minuman Indonesia masih tumbuh positif hampir mencapai 3,57 % pada kwartal lll-2022.
Toto menjelaskan, industri agro juga mempunyai peranan yang penting dalam kontribusi nilai ekspor. Pada tahun 2022, total nilai ekspor industri agro menembus USD 36 miliar dan Industri agro berkontribusi hingga 35,36% pada ekspor sektor manufaktur yakni sebesar USD82,76 miliar.
“Pengembangan industri agro di Indonesia cukup prospektif. Potensi ini antara lain karena didukung pasar domestik yang besar, sumber daya pertanian yang berlimpah sebagai sumber bahan baku industri agro dalam negeri, perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern, serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing di tingkat global,” jelasnya.
Dengan adanya kekuatan tersebut, kata Toto, menjadikan Indonesia berpotensi sebagai pemain terkemuka di pasar regional dengan strategi utama melalui peningkatan ekspor produk industri agro serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal.
Penguatan Ekspor & Industri Kreatif
Adapun langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan ekspor di sektor industri agro, menurut GPEI diantaranya adalah penguatan kemampuan industri agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian.
Berikutnya, penerapan sektor pertanian dan industri agro dengan teknologi industri 4.0. Meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik, serta peningkatan produksi industri agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D).
Di samping itu, juga dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing produk industri agro dari segi kualitas, harga, dan kemampuan delivery dalam rangka memenuhi pasar ASEAN dan global. Selain itu, meningkatkan kemampuan SDM, teknis dan teknologi industri agro guna memperkuat kemampuan produksi nasional di pasar global.
GPEI juga menilai bahwa Industri kreatif merupakan bagian dari ekonomi kreatif karena industri kreatif menghasilkan berbagai produk yang memerlukan kreativitas yang berunsur budaya dan umumnya dikerjakan di dalam kegiatan ekonomi.
Toto menyebutkan, pada tahun 2018 pra Pandemi Covid 19, tercatat bahwa industri/ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,44% terhadap total perekonomian nasional Indonesia.
“Kolaborasi dua kekuatan ekonomi bangsa tentu akan berdampak kemajuan multi dimensi yang luar biasa dan bisa diinisiasi oleh GPEI sebagai motor ekonomi global bangsa,” paparnya.[am]