LOGISTIKNEWS.ID -Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Palembang Sumatera Selatan menyatakan kegiatan ship to ship (STS) di Tanjung Kampeh Banyuasin Sumsel, bisa mencapai rata-rata 20-an unit kapal berukuran besar (mother vessel) setiap bulan.
Selain komoditi batubara, produk rig untuk kebutuhan proyek pabrik kilang minyak dan kelapa sawit, kegiatan STS di Tanjung Kampeh kini cukup menggeliat lantaran bisa diangkut lanjut melalui tongkang dari dan ke terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) maupun pelabuhan Boom Baru Palembang.
“Namun untuk kegiatan STS di Tanjung Kampeh itu bersifat business to business ( B to B ) dan satu mother vessel bisa dilayani 8-10 kapal tongkang. Dalam kaitan ini, pihak KSOP hanya mengawasi,” ujar M.Ichsan, Kasi Lalu Lintas Laut (Lala) KSOP Palembang, saat ditemui di ruang kerjanya pada Senin (17/7/2023).
Sementara itu, PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Multipurpose) Cabang Pelembang, berencana mengembangkan inovasi layanan integrated logistik solution melalui kegiatan bongkar muat dengan pola ship to ship (STS) Tanjung Kampeh Banyuasin Sumsel – Pelabuhan Boom Baru Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Adapun lokasi Tanjung Kampeh ke Boom Baru Palembang ditempuh dengan jarak sekitar 100-an km melalui Sungai Musi Palembang dan dapat ditempuh 6-8 jam.
Hal itu lantaran keterbatasan alur pelayaran maupun kedalaman (draft) pelabuhan Boom Baru yang kini hanya maksimal 6,5 meter serta adanya pembatasan jam operasional trucking pada pagi hari pada ruas jalan dalam kota sebagaimana Peraturan Walikota (Perwali) Palembang.
Manager Area PTP Palembang, Meyudilah Afrin mengungkapkan, pihaknya mesti berupaya maksimal melakukan inovasi untuk bisa mendongkrak pendapatan perseroan, ditengah persaingan layanan bongkar muat yang juga dilakukan oleh pihak terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) yang merebak di sepanjang Sungai Musi.
“Oleh sebab itu, PTP Palembang membidik kemitraan untuk layanan logistik terintegrasi melalui kerjasama dengan mitra terhadap layanan full handling, termasuk STS nya, custom clearancenya, trucking hingga total logistiknya,” ujar Yudi saat ditemui di kantornya di Pelabuhan Palembang, pada Senin (17/7/2023).
Dia mengemukakan, layanan STS itu difokuskan untuk bongkar muat dan total logistik sistem. Adapun tarif layanannya menggunakan tarif paket yang di rilis oleh PTP Palembang.
Yudi mengaku untuk memacu layanan STS tersebut, pihaknya masih membutuhkan peningkatan SDM yang mumpuni serta peralatan bongkar muat yang memadai.
“Karenanya, kegiatan ini mesti terintegrasi dan harus harmonis dengan pelaku supply chain nya,” ujar Manager Area PTP Palembang itu▪︎ [redaksi@logistiknews.id]