LOGISTIKNEWS.ID – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengemukakan, ekonomi digital menjadi salah satu sektor prospektif yang perlu untuk terus dikembangkan di tengah pergeseran perilaku masyarakat ke arah digital saat ini.
Tercatat pada tahun 2022, nilai ekonomi digital ASEAN diproyeksi mencapai USD194 miliar, dimana Indonesia mampu memiliki porsi hingga 40% dari nilai tersebut.
Sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia juga telah berperan dalam memberikan hasil konkret guna memperkuat pondasi ekonomi digital ASEAN melalui sejumlah program prioritas, salah satunya percepatan negosiasi ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) sebagai strategi untuk mengakselerasi transformasi ekonomi digital di kawasan.
“Agar sesuai dengan agenda kerja sama internasional, ekosistem ekonomi digital menjadi penting dan guna meningatkan daya saing kita perlu optimalisasi berbagai kerja sama ekonomi,” ungkap Airlangga pada Selasa (24/10/2023).
Menko Airlangga menerangkan bahwa aspek teknologi menjadi salah satu komponen yang dinilai dapat mendongkrak peningkatan daya saing digital pada kancah global. Komponen lain yang juga perlu ditingkatkan untuk kian mendorong daya saing tersebut yakni future readiness dan knowledge, sehingga peningkatan kompetensi digital hingga kini terus diupayakan oleh Pemerintah.
Dengan pertumbuhan pelaku digital yang masif, diharapkan mampu mendorong realisasi potensi ekonomi digital Indonesia hingga mencapai USD360 miliar pada tahun 2030.
“Peningkatan nilai ekonomi digital tersebut akan memberikan manfaat konkret bagi perekonomian nasional mulai dari peningkatkan efisiensi, efektivitas, dan inovasi, penurunan cost production, hingga penguatan kolaborasi dan inklusivitas,” ucapnya.
Menko Airlangga megatakan, sejumlah upaya yang telah dilakukan Pemerintah untuk mewujudkan ekosistem digital yang inklusif tersebut seperti mempererat kemitraan bersama sektor swasta guna meningkatkan aksesibilitas terhadap teknologi digital.
Selain itu, penguatan konektivitas antarwilayah melalui pengembangan satelit multifungsi Satria, pembangunan Data Center, akselerasi pembangunan Menara Base Transceiver Station (BTS), perluasan 4G, serta pengadaan layanan 5G.
Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa saat ini pengetahuan mengenai Blockchain, Kecerdasan Buatan (AI), Otomasi, dan Cloud Computing perlu menjadi prasyarat dalam pendidikan di berbagai level.
Dalam Leaders’ Declaration G20 New Delhi, AI juga memperoleh perhatian khusus agar dapat dimanfaatkan secara bertanggung jawab.
“Bapak Presiden Joko Widodo telah mengatakan agar kita tidak perlu takut dengan adanya AI, karena regulasi belum ada tetapi AI terus berkembang. Justru kita harus mengantisipasi dengan meningkatkan kompetensi untuk menjadi AI engineer dan expert yang sebanyak-banyaknya,” ungkap Menko Airlangga.
Digital Talent
Pemerintah juga terus bekerja sama dengan berbagai stakeholders untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital SDM melalui program Digital Talent Scholarship, Kartu Prakerja, hingga Pendidikan Vokasi.
Selain itu, Pemerintah juga mendorong SDM untuk memiliki jiwa kewirausahaan melalui pemberian insiatif dukungan seperti Pembiayaan KUR, Program HUB.ID Accelerator, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, hingga Start-up Studio.
Pemerintah juga melakukan penguatan aspek regulasi termasuk pengaturan keamanan data dan siber melalui UU No. 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi maupun Peraturan Presiden No. 82 tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital juga menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah hingga saat ini.
Menko Airlangga menyebut, ekosistem digital menuntut adanya sinergi dan kolaborasi yang solid antara Pemerintah, pemangku kepentingan hingga seluruh lapisan masyarakat yang tentunya merasakan manfaat atas percepatan infrastruktur digital,” ujar Menko Airlangga.[syf]