Transformasi Digital, Dongkrak Daya Saing IKM

  • Share
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.

LOGISTIKNEWS.ID – Industri Kecil dan Menengah (IKM) diarahkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, mengemukakan, transformasi digital industri merupakan isu prioritas yang sedang difokuskan di Indonesia.

Bahkan, imbuhnya, dalam forum internasional, transformasi digital menjadi salah satu agenda pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Upaya peningkatannya perlu mendapatkan perhatian khusus karena berimbas pada peningkatan potensi ekonomi digital.

“Kami memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA),” ujar Reni melalui siaran pers-nya dikutip Senin (13/11/2023).

Dia menjelaskan, program e-Smart IKM Ditjen IKMA sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo. “Gernas BBI merupakan gerakan bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal,” tutur Reni.

Menurutnya, pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern. “Didorong oleh kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring (online),” jelasnya.

Hal ini, kata dia, didukung oleh data pengguna internet, pengguna e-commerce, dan nilai transaksi e-commerce Indonesia.

Laporan Digital 2023 Indonesia, mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77%.

Kemudian Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022, dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023. Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp572 triliun pada akhir tahun 2023.

“Kalau dilihat datanya, sebenarnya ini peluang yang harus dimanfaatkan. Sekarang hanya bermodal smartphone saja, pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan penjualan tanpa perlu keluar biaya dan energi besar dibanding cara pemasaran konvensional. Jadi, sudah murah, mudah, efektif juga, jadi sangat cocok untuk pelaku IKM,” ucapnya.[syf]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *