Eksportirpun Menjerit, Sesalkan Macet Horor NPCT-1 di Priok yang Bikin Pebisnis Tekor

  • Share
Benny Soetrisno (Ketua Umum DPP GPEI)

LOGISTIKNEWS.ID- Kalangan pengusaha eksportir di pelabuhan Tanjung Priok mengaku alami kerugian yang tidak sedikit akibat macet super horor layanan NPCT-1 kawasan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang terjadi dalam tiga hari terakhir yakni sejak Rabu Malam hingga Jumat pagi (16-18 April 2025).

Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno mengatakan, sebagai pelaku bisnis,  asosiasinya sangat menyesali adanya kemacetan parah lantaran mebludaknya aktivitas receiving dan delivery (R/D) peti kemas di New Priok Container Terminal One (NPCT-1) yang berlokasi di wilayah pabean Tanjung Priok.

Kendati begitu, imbuhnya, GPEI masih belum bisa memastikan potensi kerugian ekspor perusahaan anggotanya akibat hal itu lantaran masih menunggu report dari perusahaan-perusahaan eksportir.

“Tetapi yang perlu ditekankan disini adalah karena Pelabuhan Tanjung Priok sudah lengkap peralatan dan sistem (digitalisasi) pelayanannya semestinya sudah bisa memantau atau prediksi dan antisipasi terhadap kadatangan truk kontainer untuk Eksport dan keluar nya truk kontainer untuk barang barang impor,” ujar Benny kepada Logistiknews.id pada Jumat Malam (18/4/2025).

Menurutnya, kejadian kemacetan super horor di Pelabuhan Priok itu akan mengganggu arus logistik dan ketepatan kontainer ekspor untuk di angkut / loading ke Kapal untuk berangkat.

“Kami berharap semoga tidak ada yang terlewat atau ketinggalan ekspor untuk angkutan kapal-nya. Disisi lain, Pelabuhan harus punya minimal standart untuk Setiap Satuan Kerjanya. Sebab, setiap gerakan kerja di Pelabuhan selalu di bebankan biayanya kepada importir maupun eksportir,” tegas Benny.

Cost Logistik Meroket

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengungkapkan; macet Horor kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dipicu lonjakan bongkar muat petikemas di New Priok Container Terminal One (NPCT-1).

Bahkan berdasarkan data Pelindo Regional 2 Tanjung Priok menunjukan peningkatan hampir 100% jumlah truk yang masuk kedalam terminal itu. Jika rata-rata jumlah truk yang masuk kurang dari 2.500 truck setiap harinya, namun pada Kamis kemarin mencapai lebih dari 4.000 truk yang menuju NPCT 1.

Truk Barang dan Logistik mengalami kemacetan di akses Tanjung Priok pada Kamis (17/4/2025).

Kondisi ini menyebabkan NPCT-1 tak lagi mampu menampung kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang atau receiving dan delivery (R/D) sehingga banyak truk mengantre untuk masuk hingga keluar area pelabuhan dan mengalami kemacetan berjam-jam di jalan raya sekitar pelabuhan Tanjung Priok. Begitupun truk yang hendak keluar terminal tidak bisa lancar lantaran kondisi kemacetan diluar pelabuhan sudah parah.

Situasi macet horor ini bukan cuma dikeluhkan para pelaku bisnis logistik maupun para pekerja yang setiap hari mengais rezeki di kawasan pelabuhan Tanjung Priok namun juga mendapat sorotan masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, pelayanan di NPCT-1 perlu di evaluasi menyeluruh termasuk soal keberadaan area common gate-nya yang posisinya terlalu dekat dengan akses jalan raya umum.

“Sebaiknya Area Common Gate NPCT-1 itu dititiadakan saja. Kenapa harus ada dua gate untuk masuk ke dalam terminal NPCT-1 ? Ini sangat tidak efektif,” ujar Gemilang pada Jumat pagi (18/4/2025).

Kemudian, imbuhnya, jika kapasitas layanan bongkar muat di NPCT-1 sudah berlebih atau over capacity, kenapa tidak dilakukan diskresi pengalihan bongkar muat ke terminal lainnya yang ada di pelabuhan Tanjung Priok oleh Pelindo.

“Ketimbang dipaksakan (over capacity) harus di bongkar muat di NPCT-1, kenapa gak dialihkan saja ke terminal lainnya ?.” tanya Gemilang.

Dia mengatakan, Aptrindo juga sedang mengkalkulasi berapa besar potensi kerugian akibat macet horor di kawasan Tanjung Priok selama dua hari berturut-turut itu. Perkiraanya bisa mencapai ratusan milliar rupiah.

Saat ini, di pelabuhan Tanjung Priok terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, NPCT-1, Terminal Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Priok yang dikelola operasikan IPC TPK.

Receiving & Delivery Membludak

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melalui Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri mengungkapkan, kondisi kemacetan tersebut terjadi karena adanya peningkatan arus barang dan petikemas yang akan melakukan kegiatan receiving dan delivery (R/D) di Pelabuhan Tanjung Priok.

Hal ini juga bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan paska pembatasan lalu lintas barang.

Kendati begitu, dia memastikan tidak terdapat hambatan yang terjadi akibat dari error sistem baik di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok, dan dipastikan bahwa Kegiatan Bongkar Muat kapal berjalan lancar.

Atas kondisi tersebut, Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, menyatakan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat, mitra dan stakeholder yang terimbas akibat kemacetan yang terjadi.

Adi mengungkapkan, padatnya aktivitas bongkar muat ini dikarenakan ritme proses receiving delivery di terminal yang dilakukan secara bersamaan paska pembatasan serta mengejar sebelum libur bersama yang jatuh pada hari Jumat (18/4) hingga Minggu (20/4).

Adi Sugiri juga menegaskan pihaknya akan terus berupaya menjaga kelancaran operasional dan memastikan layanan kepada pelanggan tetap berjalan secara optimal meskipun terjadi peningkatan volume logistik.

“Kami juga tidak akan berhenti untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran pada titik-titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,” ucap Adi Sugiri.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *