Proyeksi Ekonomi Digital Indonesia 2025, Capai USD110 Miliar

  • Share
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

LOGISTIKNEWS.ID- Kawasan ASEAN menjadi salah satu pasar digital paling dinamis dan berkembang pesat di dunia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Temasek, Bain & Company, dan Google, nilai ekonomi digital Asia Tenggara tercatat mencapai USD263 miliar dalam gross merchandise value (GMV) pada tahun 2024, dengan pendapatan sekitar USD89 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam The 14th ASEAN Digital Economy Framework Negotiating Committee Meeting, pada Selasa (7/10/2025) mengemukakan, di tengah peningkatan signifikan ekonomi digital di Asia Tenggara, Indonesia juga telah menjadikan ekonomi digital sebagai salah satu agenda utama Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Bahkan, pada tahun 2024 lalu, kontribusi ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai USD90 miliar dan diproyeksikan akan melampaui USD110 miliar pada tahun 2025.

“Nilai tersebut bahkan diperkirakan dapat meningkat signifikan hingga mencapai USD360 miliar pada tahun 2030, dengan kontribusi sektor e-commerce diperkirakan sekitar USD150 miliar,” ujar Menko Airlangga.

Dia menambahkan, peluang dan keragaman pertumbuhan di seluruh Asia Tenggara itu, ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi krusial.

“ASEAN DEFA mewakili komitmen kita untuk mewujudkan ekonomi digital hingga USD2 triliun pada tahun 2030, yang mendorong inovasi, inklusivitas, dan ketahanan,” ucapnya.

ASEAN DEFA bertujuan untuk mempercepat transformasi ekonomi digital ASEAN melalui kerja sama yang lebih erat, harmonisasi regulasi lintas negara, peningkatan interoperabilitas sistem digital, serta pemberdayaan UMKM dan talenta digital.

Selain itu, DEFA juga diharapkan menjadi landasan kuat bagi perkembangan ekonomi digital di ASEAN dengan potensi nilai ekonomi digital mencapai USD2 triliun di tahun 2030.

Menko Airlangga menjelaskan bahwa selain pertumbuhan yang pesat, pengembangan ekonomi digital juga memiliki sejumlah tantangan seperti pasar digital ASEAN yang masih terfragmentasi, perbedaan peraturan dari satu negara ke negara lain, kebijakan data yang belum selaras, dan banyak UKM yang belum dapat berekspansi ke luar batas negara asal.

“Dengan demikian, ASEAN DEFA menjadi kerangka penting dalam menjaga momentum pertumbuhan dan menentukan masa depan ekonomi ASEAN,” paparnya.[bram]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *