JAKARTA – Rencana aksi National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai dukungan ekosistem logistik nasional pada moda darat, Kereta Api dan moda udara, telah disiapkan.
Cris Kuntadi, Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan, dalam paparannya saat Webinar yang dilaksanakan Aptrindo & LoginX bertema ‘Innovation Supply Chain’, baru-baru ini mengemukakan, untuk moda darat yakni menyangkut pengaturan logistik angkutan barang antara kawasan industri dan kawasan Tanjung Priok.
Keterlibatan dalam rencana strategis pengaturan logistik angkutan barang antara Kawasan Industri dan Kawasan Tanjung Priok itu berupa efisiensi pergerakan Truk dan optimasi KA Barang, relokasi garasi dan depo, container consolidation, perizinan dalam kawasan industri, dan dryport untuk dihubungkan dengan Kereta Api.
Adapun dukungan Kereta Api pada NLE ada pada jalur logistik untuk mendukung distribusi barang, yakni adanya konektivitas angkutan logistik sebagai simpul transportasi & kawasan strategis.
Sedangkan rencana aksi NLE Transportasi Udara, yakni mengkolaborasikan sistem-sistem kementerian dan lembaga (K/L) terkait penyampaian manifest, pemberitahuan kedatangan, dan pemberitahuan keberangkatan pengangkut udara, dengan timeline untuk Peta Proses Bisnis Pengangkutan Udara (Desember 2021).
Kemudian, Pelaksanaan Piloting Sistem SSm Pengangkutan Udara (Desember 2022), danĀ Penerapan Sistem SSm Pengangkutan Udara Secara Nasional pada Maret 2023.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim mengatakan, penataan sisi darat di pelabuhan Priok sudah seharusnya dilakukan, termasuk digitalisasi layanannya agar bisa mendukung NLE.
“ALFI sejak awal mendorong NLE itu, apalagi sistem ini berbasis IT dan digitalisasi sehingga layanan logistik bisa lebih efektif dan efisien,” ujar Adil, pada Sabtu (20/3/2021).
Identitas Tunggal Truk
Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia II / IPC cabang Tanjung Priok, menyatakan bakal memerapkan penggunaan identitas tunggal Truk atau Single Truck Identitiy Document (TID) terhadap Truk yang melayani pengangkutan peti kemas dari dan ke seluruh terminal peti kemas di pelabuhan Priok dalam waktu dekat ini.
General Manager IPC cabang Tanjung Priok, Guna Mulyana kepada wartawan di pelabuhan Tanjung Priok pada akhir Februari lalu menyampaikan, saat ini TID yang masih digunakan oleh Truk di pelabuhan Priok belum seragam karena masing-masing pengelola terminal peti kemas menerbitkan TID-nya sendiri, sehingga tidak bisa digunakan di terminal berbeda.
‘Kami ingin kedepannya siapapun atau armada Truk apapun yang masuk Priok itu harus sudah clear dengan Single TID. Kedepan, Single TID di Priok bukan cuma diterapkan untuk kontainer tetapi juga untuk non kontainer,” tegasnya.
TID merupakan sistem berbasis elektronik yang terkoneksi dengan sistem IT manajemen pelabuhan yang berisi data nomor polisi kendaraan/truk serta pemilik/perusahaan angkutannya.
Adapun di pelabuhan Tanjung Priok saat ini terdapat lima pengelola fasilitas terminal peti kemas/kontainer yakni, Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, New Priok Container Terminal One (NPCT-1), Terminal Mustika Alam Lestari (MAL), dan Terminal 3 Tanjung Priok.(Lognews)