JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia meminta PT Pelabuhan Indonesia/IPC dan Para Perusahaan Operator Depo Empty di Kawasan Marunda, untuk duduk bareng mencari solusi mengurai kemacetan yang kerap terjadi di akses fasilitas depo maupun dijalur distribusi ekspor impor pelabuhan Tanjung Priok.
Anwar Sata, Ketua Komite Tetap Percepatan Arus Barang Ekspor Impor dan Antar Pulau, Kadin Indonesia bidang Perdagangan, mengatakan kemacetan tersebut sangat mengganggu kelancaran logistik dan arus barang dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok.
“Tidak boleh ada kemacetan di akses road maupun dijalur distribusi karena akan menghambat lalu lintas logistik dari dan ke pelabuhan. Kadin juga berharap bahwa IPC maupun pengelola New Priok Container One (NPCT-1) dapat melakukan terobosan-terobosan untuk mencari solusinya,” ujar Anwar melalui keterangannya yang diterima logistiknews.id pada Senin (5/4/2021).
Dia mengatakan, KADIN Indonesia berencana mengundang manajemen PT Pelindo II/IPC dan manajemen operator terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok serta para pengelola depo empty di kawasan Marunda Jakarta Utara melalui asosiasinya yakni Asdeki.
“Intinya adalah, perintah Presiden Joko Widodo terhadap kelancaran arus barang dan logistik itu yang mesti kita jaga. Makanya kami juga ingin mengetahui apa penyebab kemacetan yang terus terulang di depo Marunda dan NPCT-1 itu ?. Jangan-jangan manajemen pengaturan di dalamnya kurang pas sehingga terjadi penumpukan peti kemas di depo maupun di terminal peti kemas pelabuhan, dan hal ini perlu segera ditangani,” ujarnya.
Anwar mengatakan, aktivitas pelabuhan Tanjung Priok tidak boleh terjadi hambatan karena akan memengaruhi biaya logistik secara nasional.
Apalagi, kata dia, pelabuhan Tanjung Priok merupakan barometer pergerakan perdagangan RI karena lebih dari 65% pengapalan ekspor impor dan antarpulau dilakukan melalui pelabuhan tersebut.
Adapun di Pelabuhan Tanjung Priok saat ini terdapat lima fasilitas terminal peti kemas yang melayani ekspor impor yakni; Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, NPCT-1, Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Pelabuhan Priok.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menyampaikan pernyataan sikap yang perlu ditempuh oleh PT Pelabuhan Indonesia/IPC dan sejumlah Pengelola Depo Kontainer Kosong di Kawasan Marunda Cilincing Jakarta Utara.
Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, desakan Aptrindo itu menyusul banyaknya keluhan para pengemudi dan pengusaha truk yang setiap harinya terjebak kemacetan saat pengangkutan kontainer ekspor impor di New Priok Container Terminal One (NPCT-1) serta saat mengembalikan ataupun mengambil peti kemas kosong (empty) di depo G-Fortune dan Dwipa di kawasan Marunda.
Aptrindo mendesak Pemerintah melalui instansi tetkait harus turun tangan. “Kami juga meminta adanya standar kinerja layanan/key performance indikator (KPI) di fasilitas depo peti kemas sejak gate in hingga gate out,” ucap Gemilang.(*)