JAKARTA – Pelaku usaha trucking maupun shipping yang berkegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok mengusulkan agar dilakukan perbaikan dalam manajemen trafic di dalam pelabuhan Priok maupun pada fasilitas depo di luar pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
“Kemacetan di akses dari dan ke pelabuhan Priok mesti menjadi fokus stakeholders terkait agar bisa dicarikan solusinya sebab hal tersebut menjadi hambatan aktivitas logistik nasional,” ujar Jimmy Ruslin, Pimpinan PT Dunia Express Transindo (Dunex Logistics) kepada logistiknews.id, pada Minggu (11/4/2021).
Dia mengatakan, Dunex Logistics yang kini mengoperasikan sekitar 900-an Trucking itu juga merasakan bahwa kemacetan di Priok pada saat dan jam tertentu telah menjadi momok bagi pemilik truk logistik.
“Termasuk aktivitas di depo peti kemas di luar pelabuhan juga perlu di tata ulang supaya tidak macet. Jangan sampai over capacity fasilitasnya dan ini harus lebih serius diatur,” ucapnya.
Sementara itu, Manajer Operasi PT Pelayaran Tresnamuda Sejati, Sunarno mengatakan kemacetan yang menjadi momok di kawasan Priok itu wajib dibenahi dan dievaluasi.
“Agar dicarikan solusinya mengingat kemacetan yang sering terjadi di Priok khususnya di New Priok Container Terminal One (NPCT-1) dan akses ke depo dikawasan Marunda maupun Cakung Cilincing Jakut ini,” ujarnya kepada logistiknews.id.
Oleh sebab itu, Ketua Komite Tetap Kepelabuhana, Logistik dan Kepabeanan Kadin Kota Jakarta Utara itupun meminta manajemen NPCT-1 harus mampu mengatur setiap kontainer eksport maupun import yang dilayaninya pada waktu masuk di gate sampai dilapangan maupun import yang akan keluar dari Terminal itu.
Sedangkan terhadap keberadaan depo peti kemas di luar pelabuhan Priok, dia mendesak instansi terkait untuk turun tangan sehingga kemacetan dapat diatasi.
“Aktivitas di depo yang berada seputar kawasan Marunda dan Cakung Cilincing harus melayani operasional 24/7, sehingga tidak ada jam istirahat untuk menghindari antrian panjang Trucking di jalan raya dan untuk di jalan raya Jampea trutk dilarang berputar. Untuk menghindari kemacetan kalau bisa di arahkan ke jalan Yosudarso untuk berputar atau ke jalan Enggano dan aparat kepolisian harus turun tangan untuk menghindari kemacetan,” tuturnya.
Dia mengatakan perlunya fasilitas buffer untuk petikemas di NPCT-1 maupun Depo dikawasan Marunda dan Cakung Cilincing. Selain itu, kegiatan untuk keluar masuk petikemas agar melibatkan SDM yang baik dan alat dilapangan juga harus mendukung. Sedangkan kegiatan bongkar muat dilapangan wajib dipercepat supaya kegiatan keluar masuk petikemas lancar.
“Akibat kondisi kemacetan ini juga banyak pihak yang dirugikan termasuk consigne,” ucap Sunarno yang juga pengurus Indonesia National Shippowners Association Jakarta Raya / INSA Jaya.(am)