JAKARTA – Pelaku usaha yang tergabung dalam Dewan Pemakai Jasa Angkutan Indonesia (Depalindo) dan GPEI menyambut positif penggabungan atau merger PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I,II,III dan IV dengan harapan akan bisa memberikan layanan jasa yang efisien sekaligus mampu menekan biaya sekor logistik kepelabuhanan di Indonesia.
Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro, mengatakan, dari sisi sudut pandang manajemen, merger Pelindo tersebut juga bisa mengefisiensikan internal BUMN tersebut lantaran sejumlah anak usaha Pelindo yang bidang usaha/kegiatan bisnisnya serupa akan terpangkas dan melebur serta dengan komposisi jumlah Direksi yang lebih sedikit.
“Disisi lain, dalam perencanaan operasional dan manajemen (Pelindo) juga bisa lebih fokus dalam mengelola pelabuhan komersial nasional untuk mengembangkannya berdaya saing global atau internasional,” ujarnya, melalui keterangan pers-nya pada Selasa (28/9/2021).
Toto Dirgantoro yang juga sebagai Sekjen Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) itu mengingatkan bahwa hendaknya merger Pelindo bukan sekedar ingin menargetkan pelabuhan nasional mencapai 8 pelabuhan terbesar di dunia, tetapi bagaimana bisa memberikan sumbangsih optimal dalam membangun perekonomian nasional dan daya saing yang lebih kompetitif.
“Karena produk suatu negara yang bisa bersaing dipasar global adalah jika dapat menguasai logistik distribusi. Jadi daya saing itu penting dan salah satunya adalah melalui pengelolaan pelabuhan yang efektif dan efisien. Saya tegaskan bahwa merger Pelindo agar bisa memberikan efisiensi itu sehingga menurunkan cost logitik di sektor pelabuhanan nasional,” ucap Toto.
Dia juga berharap, pasca merger Pelindo supaya terpasang orang-orang atau SDM yang profesional dan berintegritas dalam menjalankan manajemen Pelindo pasca penyatuan BUMN kepelabuhanan itu dalam rangka meningkatkan performance indeks logistik RI.
“Kendati begitu, sebagai pelaku usaha, kami mengapresiasi merger Pelindo karena rencana tersebut sudah lama tetapi baru kali ini ( 1 Oktober 2021) mendatang bisa terealisasi. Semoga bisa terwujud dan agar terpasang SDM terbaik di bidangnya dan pasti menjalankan service level agreemnet dan service level guarante (SLA dan SLG) yang disepakati antara operator pelabuhan dan pengguna jasa,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pelindo II yang juga OC Integrasi Pelindo Arif Suhartono menyampaikan merger Pelindo I,II,III, dan IV dilaksanakan 1 Oktober 2021. Salah satu alasan utama integrasi Pelindo I-IV itu untuk menekan biaya logistik seiring sebelumnya ada ketidakefisienan.
Arif menuturkan, program integrasi Pelindo ini sudah lama dirancang. Ia mengatakan, program tersebut sudah dirancang sejak 10-15 tahun lalu.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan merger atau menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia pada 1 Oktober 2021 mendatang.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo mengatakan, merger Pelindo tersebut nantinya akan melahirkan empat subholding sesuai dengan klaster bisnis yang dimiliki BUMN itu selama ini.
“Saat ini binis model masing-masing Pelindo ada cabang dan usaha. Saat integarsi cabang-cabang masih dibawah Pelindo bersatunya, kemudian dibentuk subholding-nya ada empat klaster,” ungkapnya.
Adapun keempat subholding yang akan dibentuk yakni petikemas, non-petikemas, logistics & hinterland development, marine, serta equipment & port services. Kartika bilang, lini bisnis yang relevan dengan klaster akan dikelompokan di bawah pengendalian subholdingnya.(*)