JAKARTA – Upaya mendukung efisiensi layanan logistik di pelabuhan Tanjung Priok terus dilakukan. Salah satunya akan mengoperasikan fasilitas alat tercanggih untuk kegiatan pemeriksaan fisik peti kemas secara otomatis atau Hico-Scan, terhadap importasi kategori jalur merah.
“Terus kami persiapkan (fasilitasnya) dan semoga akhir tahun ini sudah bisa direalisasikan,” ujar Direktur Eksekutif Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) Graha Segara, HM Roy Rayadi saat Audiensi Forum Komunikasi Asosiasi (Forkomas) Pelabuhan Tanjung Priok dengan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Capt Wisnu Handoko, pada Selasa (9/11/2021).
Roy menegaskan pengelola fasilitas behandle peti kemas impor di pelabuhan Priok siap mengimplementasikan layanan sesuai standar yang ditetapkan oleh Pemerintah, melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, maupun Badan Karantina Pertanian.
TPFT Graha Segara saat ini beroperasi sebagai fasilitas pelayanan pemeriksaan fisik peti kemas impor yang wajib periksa karantina dan kepabeanan atau behandle di pelabuhan Tanjung Priok.
Pada kegiatan audiensi itu juga mengemuka bagaimana solusi mengatasi pembengakakan biaya logistik di luar pelabuhan. “Kalau dipelabuhan struktur dan komponen tarifnya sudah fix dan transparan. Yang diluar pelabuhan ini yang perlu dibenahi. Contohnya biaya lift on-lift off diluar pelabuhan kok bisa lebih mahal ketimbang didalam pelabuhan ?.,” tanya Roy.
Sementara itu, pelaku usaha logistik merespon positif upaya penyiapan Hi-Co Scan peti kemas impor jalur merah yang wajib periksa karantina dan kepabeanan atau behandle di pelabuhan tersebut.
“Harapannya penggunaan Hico-Scan dengan tekhnologi terbaru tersebut dinilai bisa mempercepat pelayanan behandle importasi jalur merah, dan lebih efisien dari sisi waktu serta biaya yang ditanggung pemilik barang,” ujar Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim.(*)