JAKARTA, Logistiknews – Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Capt Wisnu Handoko mengatakan, single truck identity document (STID) atau identitas tunggal trucking merupakan salah satu program strategis di pelabuhan Tanjung Priok yang sudah cukup lama digagas dan bisa mulai dilaksanakan pada tahun 2021.
STID tersebut akan dilanjutkan dengan program truck boking system (TBS) sehingga bisa terintegrasi secara lengkap dengan sistem National Logistics Ecosystem (NLE).
“Perhari ini, Kamis (6 Januari 2022) sudah tembus hampir 7.000-an pemegang STID di Pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan perusahaan yang telah disetujui permohonan melakukan kegiatan usaha (PMKU) ada 320 perusahan,” ujar Capt Wisnu, saat Public Expose Capaian Kinerja Pelabuhan Tanjung Prook dan Outlook Tahun 2022 yang dilaksanakan di Museum Maritim Tanjung Priok Jakarta, pada Kamis (6/1/2022).
Public Expose itu juga dihadiri Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung Priok, Kantor Imigrasi Tanjung Priok, dan Manajemen Pengelola Terminal Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Selain memaparkan, progres STID di Priok, Capt Wisnu juga menyampaikan bahwa sandar STID Priok sudah berjalan cukup baik. Jika masih ada kendala yang sifatnya administratif dan nonteknis, pihaknya berjanji akan menyelesaikannya sesuai ketentuan yang berlaku.
Kantor OP Tanjung Priok juga menyampaikan pogram penataan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di pelabuhan Tanjung Priok sepanjang 2021.
“Kondisi TKBM di Priok cukup kondusif sampai saat ini. Bahwa hasil Pleno TKBM dari registrasi TKBM 2021 di Pelabuhan Priok berjumlah 2.213 TKBM baik yang berusia dibawah 50 tahun maupun diatas 50 tahun.
Capt Wisnu juga memaparkan program lainnya yang sudah dilakukan selama tahun lalu antara lain: Sistem Informasi Task Force (SITAF) Pelabuhan Tanjung Priok untuk mendetekai pungli dan kemacetan, Manajemen limbah kapal terpadu.
Dia juga mengungkapkan hingga 202, jumlah perusahaan pelayaran yang berkegiatan di pelabuhan Priok mencapai 248 perusahaan, keagenan kapal 94 perusahaan, 106 perusahaan bongkar muat (PBM), 17 Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi (JPT) dan 566 Perusahaan Trucking.
Soal NLE juga dipaparkan oleh Max Franky Karel Rori dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok.
Dia mengatakan Bea dan Cukai Tanjung Priok selalu mendukung program national logistic ecosystem (NLE) tersebut.
“Saat ini dokumen Delivery Order Online dan SP2 Online di Priok sudah terintegrasi dengan NLE,”ucap Max. (am)