PELABUHAN Tanjung Priok mencatat kinerja positif sepanjang kuartal pertama tahun ini yang ditandai dengan meningkatnya kinerja, baik dari segi throughput maupun dari sisi produktivitasnya, khususnya di sektor kontainer/peti kemas.
Begitu juga penerapan Single Truck Identity Document (STID) di Pelabuhan Tanjung Priok cukup berhasil karena mendapat dukungan dari semua stake-holders. Dan truk-truk yang mengangkut kontainer sangat laik jalan.
Pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia ini sangat penting bagi pintu perdagangan dunia ditengah lilitan atau gangguan rantai pasok global, akibat Covid 19 maupun Perang antara Rusia dan Ukrania.
Dari segi throughput untuk kargo internasional (ekspor dan impor) Tanjung Priok terus menunjukkan angka pertumbuhan positip dibanding tahun-tahun sebelumnya (ditahun 2021) dan tahun 2020 ketika pandemi Covid 19 mulai menyebar.
Pada bulan Januari tahun ini throughput internasional mengalami pertumbuhan sebesar 17% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Akumulasi throughput bulan Januari dan Februari tahun ini juga mengalami pertumbuhan sebesar hampir 13%. Sementara total throughput International (export dan import) di kwartal pertama tahun 2021 juga mengalami pertumbuhan sebesar 9%.
Dengan ‘run rate‘ di kuartal pertama ini, optimistis throughput international di Pelabuhan Tanjung Priok, akan mengalami pertumbuhan sebesar kurang lebih 13% seiring degan hilangnya Covid 19 di sebagian besar belahan benua, dan issue kelangkaan kontainer serta space kapal sudah mereda.
Sementara berdasarkan laporan Container Trade Statistics (CTS), melihat tingkat pertumbuhan YOY (year on year), menunjukkan bahwa permintaan global (global demand) menurun – 5,6%.
Berdasarkan Analisa dari Sea- Intelligence, hanya impor ke Eropa dan ekspor dari Afrika yang mengalami pertumbuhan volume kontainer yang marjinal. Ekspor dari Amerika Utara serta ekspor dari Oceania juga menunjukkan angka pertumbuhan yang negatif dan volume yang diimpor di Indian Subcontinent dan di wilayah Timur Tengah juga turun dibandingkan dengan pandemi Covid 19.
IMF, dalam laporan terbarunya melaporkan proyeksi pertumbuhan untuk 2022 dan 2023, didorong oleh efek spill-over dari perang di Ukraina. Pertumbuhan Perdagangan dunia juga direvisi turun menjadi 6,0% pada tahun 2022.
Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini juga menerbitkan laporan World Economic Outlook (WEO) April 2022 berjudul War Sets Back the Global Recovery, yang berbicara tentang bagaimana prospek ekonomi global telah memburuk secara signifikan sejak proyeksi terakhir pada bulan Januari.
IMF telah memproyeksikan pemulihan global akan menguat di kuartal ke dua 2022 setelah dampak jangka pendek dari varian Omicron.
Namun sejak itu, prospek telah memburuk, terutama karena perang di Ukraina, dan sanksi yang mengikutinya. Tren makro-ekonomi ini, meskipun tidak secara langsung berbading lurus dengan industri pengiriman kontainer, adalah indikator yang baik dari kondisi umum dari ekonomi global, dan dapat memberikan panduan untuk arah perdagangan global.
Market Outlook yang positif di Tanjung Priok ini, membuat beberapa pelayaran meluncurkan service baru di kuartal pertama ini.
Maersk Line, misalnya, meluncurkan service baru dari Jakarta ke US Esat coast lewat beberapa Pelabuhan di China. Sementara, perusahann lokal ternama Meratus meluncurkan service baru untuk Interbational loop dari Jakrta, Surabaya, Semarang dan langsung ke beberapa Pelabuhan China. Maklum mitra dagang kita terpenting adalah RRT.
Dan yang terbaru, peruasahaan Pelayaran International PIL yang berkantor pusat di Singapura -support yang sempet ‘oleng‘ karena financial problem, kini bergeliat lagi setelah di-support oleh Temasek Group dan dengan Manajemen Baru.
Kini Pelayaran itu kembali mengopersaikan kapalnya di Indonesia setelah beberapa tahun yang lalu pull out pada jauh-jauh hari sebelum terjadinya kelangakaan kontainer dan ruang kapal lantaran penjualannya terus menurun dan tidak menutupi operation cost nya.
Saat ini hanya Maersk yang satu-satunya men-deploy direct service dari Jakarta ke Amerika utara (East Coast) dengan ukuran kapal yang sangat rasional (sekitar 4,500- 5000 Teus).
Sekedar mengingatkan, beberapa tahun lalu CMA-CGM juga mempunyai direct servive dari Jakarta ke Amerika (tetapi yang ini ke West Coast), namun sudah juga pull out beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum masa pandemi, karena load factor nya tidak memadai, sementara operation cost nya sangat tinggi dan ukuran kapalnya cukup besar.
Menurut hemat saya, kapal direct service nya Maersk ini sangat smart dan potentially will be sustainable. Tentu saja main target nya ini adalah kargo-kargo/ muatan untuk Amerika, tetapi service ini juga dapat melayani muatan ke beberapa Pelabuhan di China dari Jakarta sebagai compliment.
Ini artinya Service ini dapat juga melakukan double dip, artinya dari Jakarta dapat memuat kargo ke China Port, dan setelah bongkar, kapal dapat di isi muatan kargo dari China ke Amerika. 80% kargo ekspor dari Asia Ke Amerika adalah dari China.
Maka dari itu, China selalu perlu kontainer untuk ekspornya. Untuk itu , in case , Maersk ingin mengirim kontainer kosong dari Jakarta, kalau kondisinya surplus (surplus location) dapat pula menggunakan service ini untuk empty container repositioning ke China (Logistics opportunities approach).
Perang Rusia dan Ukrania memang memperpanjang lilitan/gangguan rantai pasok global dan mengakibatkan krisis pangan seperti gangguan pasokan gandum, maupun terganggunya pasokan energi (minyak dan gas) dan financial global (yang mengerek inflasi) tetapi hal ini tidak terlalu mempengaruhi industri kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, karena kita mengimpor gandum dari mereka biasanya dalam bentuk bulk.
The last but not least. Selamat menjalankan Ibadah Puasa dan tidak lama lagi kita akan merayakan Lebaran. Mohon maaf lahir batin.** (Penulis: Bambang Sabekti/Pemerhati Kepelabuhanan )