LOGISTIKNEWS.ID – Rencana implementasi Terminal Booking System (TBS) di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mendapat dukungan penuh dari para operator truk di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Selain pihak trucking, cargo owner hingga operator terminal peti kemas juga menjadi pihak yang paling diuntungkan dengan adanya TBS itu lantaran layanan logistik dari dan ke pelabuhan Priok bisa semakin efisien.
“TBS akan bisa terintegrasi ke marketplace, semuanya bisa lebih transparan dan kompetitif serta efisien. Makanya sejak awal kami mendukung program TBS itu,” ujar Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, H Soedirman kepada Logistiknews.id, pada Rabu (15/6/2022).
Soal TBS di pelabuhan Tanjung Priok ini rencananya juga akan didiskusikan antara regulator, operator terminal peti kemas, asosiasi serta para praktisi trucking dan logistik di pelabuhan Priok, pada Kamis (16/6/2022).
Soedirman mengungkapkan oleh karenanya Pengusaha truk logistik dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok bersiap menyongsong implementasi TBS pasca penerapan single truck identity document (STID) di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Adapun STID di Pelabuhan Tanjung Priok telah berlaku sejak 1 Januari 2022, dan hingga kini masih terus berjalan. Adapun TBS direncanakan bakal di implementasikan pada tahun ini juga.
Adapun program TBS terhadap layanan truk logistik di pelabuhan Tanjung Priok itu guna mendukung program Nasional Logistic System (NLE).
“Kami (Operator) Trucking di Pelabuhan Tanjung Priok sudah siap dengan TBS yang rencananya bakal diberlakukan pasca penerapan STID tersebut. Hingga saat ini perusahaan truk anggota Aptrindo juga sangat antusias dengan STID guna menyongsong TBS itu,” ujar Soedirman.
Dia menyebutkan, untuk implementasi TBS tersebut Aptrindo telah memiliki system berbasis IT yakni Sistem Informasi Aptrindo (SIAP) yang bisa terintegrasi dengan para pelaku usaha logistik ekspor impor, pemilik barang (owner), terminal pelabuhan maupun depo kontainer di luar pelabuhan.
“SIAP yang dimiliki Aptrindo ini bersifat terbuka bagi para pelaku logistik yang ingin terintegrasi dengan sistem itu. Sehingga melalui SIAP, para owner atau pemilik barang bisa langsung memberitahukan kebutuhan mengenai order/informasi angkutannya kepada perusahaan truk termasuk berapa ongkos angkutnya, rute angkutanya maupun volumenya melalui sistem SIAP itu. Pemilik barang/owner juga bisa langsung memberikan angka penawarannya melalui sistem itu,” ujar Soedirman.
Dia mengatakan, SIAP Aptrindo membuka diri kepada pelaku logistik ekspor impor, depo, terminal pelabuhan untuk memanfaatkan/ terintegrasi dengan sistem yang telah memiliki data base puluhan ribu trucking perusahaan anggota Aptrindo DKI Jakarta. Sedangkan untuk armada Truk anggota Aptrindo yang telah terigistrasi otomatis bisa akses langsung dan masuk ke sistem SIAP tersebut.
Dia mengungkapkan, dengan penerapan TBS maka pergerakan truk pengangkut barang yang keluar masuk pelabuhan Tanjung Priok sudah terprogram jadwalnya, sehingga arus logistik bisa semakin lancar.
Kesiapan JICT
Sebelumnya, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Capt.Wisnu Handoko mengungkapkan dengan TBS akan diintegrasikan melalui sistem IT Badan Usaha Pelabuhan (BUP) atau Terminal dengan melibatkan para perusahaan truk ataupun asosiasinya di pelabuhan Priok. Adapun peran OP Tanjung Priok dalam kaitan ini mengawasi bagaimana sistem itu bisa berjalan secara akuntabel dan transparan.
“Yang sudah siap dengan TBS yakni Jakarta International Container Terminal (JICT). Harapannya terminal lainnya menyusul,” ucap Capt Wisnu.
KaOP Tanjung Priok mengungkapkan bahwa sebelum diimplementasikan, TBS akan di ujicobakan terlebih dahulu di pelabuhan Tanjung Priok.
“Untuk itu dibutuhkan kolaborasi antara pihak Terminal maupun BUP dengan para perusahaan operator trucking,” jelasnya.(am)