Setahun Implementasi STID di Priok, Ini Catatan Aptrindo

  • Share
Gate Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

LOGISTIKNEWS.ID – Implementasi Single Truck Identification Data (STID), telah genap diberlakukan setahun di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

STID ini merupakan upaya PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dalam peningkatan pelayanan dan kelancaran distribusi barang karena angkutan barang lebih tertata dan terawasi.

Menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, STID merupakan program progresif kolaborasi antara Pelindo, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan para Stakeholders melalui asosiasi terkait di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

Namun sayangnya, ujar Gemilang, selama berjalan setahun terakhir, implementasi STID itu belum mampu menurunkan tingkat kemacetan yang terjadi dari dan ke pelabuhan Priok yang melayani lebih dari 65% kegiatan ekspor impor nasional.

“Sudah setahun secara data terkompilasi dengan baik. Tetapi secara wajah dan estitika masih belum ada perubahan. Tentunya ini harus ditindaklanjuti supaya ketertiban dan kelancaran arus barang dari dan ke pelabuhan Priok tidak terdistorsi dengan kendaraan truk yang tidak laik jalan. Disisi lain, STID inipun ternyata belum mampu menghilangkan kemacetan di Priok,” ujar Gemilang Tarigan kepada Logistiknews.id, pada Sabtu (1/10/2022).

Gemilang Tarigan, Ketua Umum DPP Aptrindo

Gemilang yang juga Chairman Asean Trucking Federation (ATF) itu berharap, implementasi STID bukan sekedar mengkolek data trucking yang beroperasi semata, tetapi mesti ada multiplier efect yang dirasakan untuk mempercantik wajah pelabuhan Priok. Salah satunya adalah mengurai tingkat kemacetan dengan mempercepat layanan trucking dan produktifitas di terminal pelabuhan.

“Sejak awal kami sangat mensupport program STID ini, karenanya kami (Aptrindo) sangat konsen bagaimana program ini bisa memberikan manfaat lebih luas dalam mewujudkan layanan logistik yang lebih efisien di pelabuhan Tanjung Priok,” paparnya.

Implementasi STID sesuai dengan perintah yang diberikan oleh Dirjen Perhubungan Laut melalui Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Nomor 803/DJPL/2021 tentang Penerapan Data Identifikasi Truk Tunggal (Single Truck Identification Data) di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sejak diresmikan penerapan STID, hngga kini jumlah kendaraan truk yang telah memiliki kartu STID di pelabuhan Tanjung Priok mencapai 23.439 atau melampaui dari target 20.000 kartu.

Penerapan STID merupakan sebuah sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan asosiasi truk, cabang pelabuhan dalam hal ini Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dan terminal-terminal operator yang ada di wilayah pelabuhan.

Sebelum diberlakukan STID, identitas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok diterbitkan oleh masing – masing terminal sehingga tidak dapat digunakan antar terminal.

Kompetensi Sopir Truk

STID menjadi identitas tunggal setiap truk, dengan sistem berbasis elektronik yang terkoneksi dengan sistem IT manajemen pelabuhan yang berisi database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya, termasuk data nomor polisi kendaraan/truk serta pemilik/perusahaan angkutannya.

General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, M Hadi Syafitri Noor, mengatakan STID wujud dari sinergi dan kolaborasi Pelindo dengan stakeholders pemerintahan di pelabuhan, asosiasi truk dan perbankan untuk memonitor efektivitas arus truk di terminal pelabuhan.

“Tujuan penerapan STID di Pelindo Regional 2 Tanjung Priok  adalah penyeragaman sistem, sehingga armada truk apapun yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok harus cukup dengan menggunakan satu kartu,” ujar Hadi melalui keterangan Pers-nya pada Sabtu (1/10/2022).

General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, M Hadi Syafitri Noor.

Menurutnya, STID ini sangat perlu diterapkan untuk menertibkan perusahaan dan armada truk yang beroperasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Sebab, dengan implementasi STID ini, identitas truk yang masuk ke dalam terminal di Pelabuhan Tanjung Priok akan berada dalam satu data base sehingga memudahkan dalam proses identifikasi dan monitoring truk.

Adapun wilayah penerapan implementasi STID di Pelindo Regional 2 Tanjung Priok diantaranya Wilayah PT NPCT 1. Wilayah PT Jakarta International Container Terminal, Wilayah IPC Terminal Petikemas, Wilayah PT Pelabuhan Tanjung Priok, Wilayah PT Indonesia Kendaraan Terminal, Wilayah PT Multi Terminal Indonesia, Wilayah TPK Koja. dan Wilayah PT Nusantara Pelabuhan Handal.

“Dalam mendukung penerapan STID di Pelabuhan Tanjung Priok, tidak hanya sistem dan infrastruktur yang dikembangkan namun juga dari sisi sumber daya manusia dalam hal ini pengemudi truk,” ucap Hadi.

Melalui program “Lebih Dekat Dengan Pengemudi” Pelindo Regional 2 Tanjung Priok telah memberikan training kepada para pengemudi di Lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok.

Selain memberikan training sebagai komitmen dalam mendukung zero accident dalam berkendara, Pelindo Regional 2 Tanjung Priok melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan juga memberikan bantuan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) berupa sepatu keselamatan, rompi keselamatan dan helm keselamatan.

Pelindo Regional 2 Tanjung Priok terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap pelayanan kepelabuhanan yang handal serta mampu menekan biaya logistik nasional.

“Kita semua berharap bisa membuat Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan bertaraf internasional dan pelabuhan hub yang mencerminkan transparansi, kolaborasi, berdaya saing dengan penataan sistem informasi yang terintegrasi,” ucap Capt Wisnu Handoko Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Kelas Utama Tanjung Priok.[am]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *