LOGISTIKNEWS.ID – Sejak diresmikan oleh Presiden R.I Joko Widodo pada 9 Agustus 2022 lalu, Terminal Kijing – Pontianak telah melayani cargo sebanyak 433.626,50 ton, yang terdiri dari muat 308.089,24 ton dan bongkar 125.537.26 ton.
Adapun kargo yang dimuat adalah Refined Bleached Deodorized Palm Olien (RBDPL) 164.788,15 ton; Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) 57.365,73 ton; Refined Bleached Deodorized Palm Stearin 39.002,20 ton; Crude Palm Oil 12.981,92 ton; Palm Kernel Oil 8.548,59 ton; Palm Kernel Expeller 13.300 ton dan Palm Fatty Acid Distilled 12,103,65 ton.
Sedangkan kargo yang di bongkar di Terminal Kijing terdiri dari Crude Palm Oil 119.546 46 ton, General Cargo 2.967 ton dan Methanol 3.083 ton.
“Hampir sebagian besar produk yang di ekspor adalah komoditi turunan CPO dengan tujuan negara ekspor ke negara China sebesar 69.297 ton, India 93.669 ton, Malaysia 24.889 ton Vietnam 9.900 ton, Korea Selatan, 14.008 ton dan Pakistan 14.693 ton,” ujar General Manager Pelabuhan Pontianak, Hambar Wiyadi, pada Selasa (15/11/2022).
Dia mengatakan, saat ini di Terminal Kijing – Pontianak sedang melayani kapal MT Myri Joy berbendera Hongkong dengan LOA 182,94 m dan 28.410 GT sandar di Dermaga Curah Cair 02 Terminal Kijing rencana muat sebanyak 31.000 ton yang terdiri dari Refined Bleached Deodorized Palm Olien 13.000 ton, Refined Bleached Deodorized Palm Oil 7.000 ton dan Crude Palm Oil 11.000 ton dengan negara tujuan ekspor ke Deendayal – India dan Port Qasim – Pakistan.
Sedangkan MV SGS Green sandar di dermaga 3 Curah Cair muat Palm Kernel Expeller sebanyak 3.300 ton tujuan Pelabuhan Long An – Vietnam.
Disamping itu, imbuhnya, guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Terminal Kijing – Pontianak, saat ini sedang dilakukan assessment green port yang merupakan program pemerintah dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi oleh IDSurvey dari Biro Klasifikasi Indonesia dan Sucofindo yang dilaksanakan selama 3 hari (15 sd 17 November 2022).
Hambar mengatakan, program green port di Terminal Kijing menjadi bagian komitmen dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Pontianak dalam mengurangi emisi karbon di sekitar pelabuhan salah satunya tertuang dalam Kriteria pengedalian perubaham iklim merupakan implementasi dari berbagai standar internasional, regulasi pengelolaan dan pengendalian lingkungan di Indonesia serta best practices yang telah dilakukan pada Pelabuhan Hujau lainnya secara global.
Adapun pelaksanaan program green port telah diinisiasi melalaui assessment oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang dinilai dalam assessment dari berbagai aspek mulai dari aspek manajemen (limbah terkait kapal dan operasional; sumber daya berkelanjuran; lansekap dan kualitas hidup), pelabuhan, lingkungan (konektivitas, pengerukan, kualitas air, udara, tanah dan.kebisingan, adaptasi iklim) dan energi (energi dan.mitigasi perubahan iklim).
“Selain itu terkait dengan habitat dan manajemen kesehatan spesies dan community development serta aspek teknis dan digital,” ucap Hambar, yang pernah menjabat Kepala Humas Pelabuhan Tanjung Priok itu.[am]