LOGISTIKNEWS.ID – Kalangan akademisi mendorong peningkatan jumlah program studi (Prodi) bidang Logistik di perguruan tinggi/Universitas didalam negeri guna memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri transportasi dan logistik saat ini maupun dimasa mendatang.
Dekan Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si, mengungkapkan Prodi yang berkaitan dengan Logistik masih sangat minim di kampus-kampus di tanah air. Karenanya, pengembangan Prodi tersebut perlu terus dilakukan dan juga membutuhkan dorongan Pemerintah melalui Kementerian terkait.
“Prodi logistik di kampus-kampus hingga saat ini kami nilai masih sangat sedikit jumlahnya. Karenanya, Pemerintah diharapkan bisa mendorong para industri logistik tersebut untuk menggandeng kampus untuk kemudian bisa melaksanakan program vokasi secara profesional,lebih kompeten sesuai dengan kebutuhan. Termasuk bagaimana memfasilitasi membuat project percontohan dibidang pengembangan industri logistik yang melibatkan akademisi,” ujarnya kepada Logistiknews.id, pada Rabu (15/2/2023).
Budiyono menjelaskan, industri logistik terus berkembang sesuai kemajuan IT, digitalisasi dan ekonomi sehingga dibutuhkan pendidikan atau penyiapan kompetensi SDM logistik yang lebih mumpuni.
“Saat ini perusahaan logistik di dalam maupun luar negeri banyak membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi disektor tersebut. Namun untuk memiliki pengalaman yang cukup, maka SDM tersebut mesti terjun langsung praktik terlebih dahulu, dan hal ini butuh support pihak industri Logistik,” ucap Budiyono.
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), sebelumnya juga mengungkapkan sektor transportasi, logistik serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu industri penggerak signifikan pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahkan berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi Penanaman modal dalam negeri (PMDN) ataupun penanaman modal asing (PMA) disektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun 2022 tercatat Rp.134,3 Triliun.
Pencapaian realisasi investasi Sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada tahun lalu tersebut berada di posisi ketiga setelah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya yang mencapai Rp.171,2 Triliun yang menempati posisi pertama. Adapun di posisi kedua yakni sektor Pertambangan yang mencapai Rp.136,4 Triliun.
Namun realisasi PMA/PMDN sektor Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi pada 2022 itu masih melampaui sektor lainnya seperti sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp.109,4 Triliun, serta Sektor Industri Kimia dan Farmasi yang tercatat Rp.93,6 Triliun.[am]