LOGISTIKNEWS.ID – Industri makanan dan minuman (mamin) tumbuh positif selama tahun 2020 hingga 2022. Pada tahun 2022, industri mamin tumbuh 4,90 persen (yoy) dan menjadi kontributor terbesar terhadap PDB industri pengolahan non migas pada tahun 2022, sebesar 38,35 persen.
Ekspor makanan dan minuman termasuk minyak sawit mencapai USD48,61 miliar pada Januari-Desember 2022. Sementara, impornya sebesar USD16,52 miliar pada periode yang sama.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika menyebutkan, pentingnya transformasi digital pada sektor mamin, dan karenanya Kemenperin terus mengimplementasikan upaya strategis untuk mendorong peningkatan daya saing dan produktivitas.
“Hal ini agar industri mamin nasional mampu berkompetisi di tingkat global dengan mendorong penerapan teknologi industri 4.0 di sektor tersebut, baik pada tahapan produksi, distribusi, hingga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri,” ujarnya melalui keterangan pers dikutip Minggu (19/2/2023).
Sebagai upaya untuk terus mendorong implementasi tranformasi digital tersebut, imbuhnya, Kemenperin telah melakukan penunjukan lighthouse implementasi industri 4.0, bimbingan teknis transformasi industri 4.0 untuk sebanyak 455 SDM industri mamin, serta memfasilitasi kemitraan antara 800 SDM koperasi susu dengan industri pengolahan susu.
“Kami mencoba optimis dengan harapan industri mamin 2023 bisa tumbuh sekitar 6,25 persen,” ujar Putu.
Melihat data tersebut, industri mamin terbukti memiliki resistensi yang tinggi terhadap hantaman pandemi dan ketidakpastian global. Pada saat pandemi Covid-19, industri mamin merupakan salah satu industri yang kritikal dan esensial, sehingga pertumbuhannya terus terjaga karena produk-produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas.
Adanya pandemi juga menjadi faktor yang mendorong industri mamin dalam menerapkan transformasi digital. Di masa pembatasan mobilitas karena pandemi, Kemenperin juga mendukung industri untuk tetap dapat beroperasi dengan penerbitan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indoneaia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, memproyeksikan pertumbuhan mamin 2023 lebih dari 5 persen. “Proyeksi kami mamin tumbuh 5 sampai 7 persen pada tahun 2023,” ucapnya.[syf]