LOGISTIKNEWS.ID – Pelaku transportasi dan logustik nasional mengusulkan perlu adanya political will dari Pemerintah RI untuk menunjuk siapa instansi atau lembaga yang berwenang guna menghitung logistim performance indeks (LPI) secara independen di Indonesia.
Hal itu diperlukan agar ada pembanding terhadap yang dilakukan dan di report oleh bank dunia/World Bank yabg secara kontinyu merilis LPI diberbagai negara termasuk Indonesia.
“Dahulu ditahun 2012 ada tim nasional yang di inisiasi Menko Perekonomian yang terdiri dari regulator, pelaku bisnis dan akademisi yang menghitung LPI Indonesia dengan berbagai indikator-indikator perbaikan yang sudah kita lakukan supaya bisa ada chalenge atau pembanding dari hasil report world bank soal itu,” ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, Gemilang Tarigan, kepada Logistiknews.id, di temui di kantornya pada Rabu (3/5/2023).
Namun, ujar dia, tim tersebut bubar lantaran kemungkinan tidak ada lagi anggaran yang disiapkan oleh Pemerintah dalam kaitan tersebut.
“Sebetulnya saat ini difungsikan saja peran BPS (Badan Pusat Statistik) untuk mengkolek data dan perkembangan indeks logistik nasional secara kontinyu dengan berbagai perbaikan dan indikator yang sudah kita lakukan. Kalau tidak ada pembanding datanya bagaimana kita bica mengcounter seluruh rilis mengenai LPI Indonesia oleh World Bank tersebut,” ungkap Gemilang.
Dia juga prihatin dengan LPI Indonesia yang terus merosot meskipun berbagai langkah perbaikan infrastruktur dan suprastruktur telah secara masif dilakukan oleh Pemerintah RI selama ini.
Seperti diketahui, peringkat Logistik Performace Index (LPI) Indonesia pada 2023 berada diangka 3.0 atau menempati posisi ke 63 di dunia berdasarkan data laporan World Bank, baru-baru ini.
Berdasarkan data itu, Score LPI Indonesia masih berada di bawah Chile, Vietnam maupun Brazil. Bahkan jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Singapura yang menempati urutan score tertinggi LPI versi World Bank yakni 4.3 dan Hongkong dengan score 4.0.
Laporan itu juga merinci mengenai Custom Score, infrastruktur, International Shipments, Logistic Competent & Quality, serta Tracking and Tracing.
Padahal disisi lain, selama hampir 10 tahun terakhir Indonesia sangat masif membangun dan mempersiapkan infrastruktur termasuk untuk kelancaran arus barang dan logistik termasuk jalan tol, pelabuhan dan bandar udara (Bandara).
Bukan cuma infrastruktur, berbagai perangkat digitalisasi berbasis informasi dan tehnologi (IT) juga telah siapkan dan di implementasikan demi mendukung kelancaran arus barang dan logistik dengan harapan bisa mendongkrak performance indeks logistik Indonesia.[am]