LOGISTIKNEWS.ID – Fasilitas Pelabuhan di Jawa Timur masih mumpuni sebagai transhipment hub logistik ekspor impor maupun antarpulau untuk kawasan timur Indonesia (KTI) demi mendukung kelancaran arus barang dan logistik serta pemerataan ekonomi nasional.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Sebastian Wibisono mengatakan, hingga kini pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong di Surabaya termasuk area buffer atau lini 2 nya, telah berperan signifikan terhadap proses distribusi barang untuk ke KTI.
“Jawa Timur masih efektif sebagai transhipment hub logistik untuk KTI. Karenanya pelaku usaha logistik di Jawa Timur terus berkomitmen dalam mengembangkan sistem digitalisasinya guna mengembangkan potensi bisnis yang lebih luas lagi sektor itu,” ujar Wibi, kepada logistiknews.id, Jumat malam (28/7/2023).
Dia mencontohkan, untuk 85% komoditi pupuk yang yang masuk ke pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, maupun food green yang masuk melalui Teluk Lamong Gresik, mayoritas di distribusikan lagi ke KTI.
“Disisi lain, sarana maupun fasilitas lini 2 yang menjadi buffer pelabuhan yang ada di Jawa Timur sudah lengkap. Sehingga saat freigh mahal tetapi cost di lini 2 nya tetap murah. Sehingga biaya logistik keseluruhan bisa efisien,” ucapnya.
Sebagai Ketua ALFI Jawa Timur, Sebastian konsisten mendukung program National logistic ecosystem (NLE) dan akan terus menyosialisasikan kepada perusahaan logistik anggotanya serta stakeholders terkait.
“Kita akan terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan layanan logistik yang efisien untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian secara nasional, mendorong investasi serta pertumbuhan ekonomi di provinsi Jawa Timur,” ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, mencatat realisasi investasi penanman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) selama semester pertama tahun ini mengalami peningkatan 16,1% dibanding dengan pencapaian periode tahun lalu.
Adapun realisasi investasi PMA/PMDN selama Januari-Juni 2023 mencapai Rp.678,7 Triliun dan secara Year on Year (YoY) naik 16,1%, atau telah mencapai 48,5% dari target 2023 sebesar Rp 1.400 Triliun.
Adapun 5 besar provinsi di Indonesia untuk investasi itu yakni Provinsi Jawa Barat masih menempati posisi teratas dengan nilai investasi mencapai Rp 103,7 Triliun. Kemudian disusul DKI Jakarta Rp 79,5 Triliun, Jawa Timur Rp. 61,2 Triliun, Sulawesi Tengah Rp 56,4 Triliun, dan Batam Rp.50,6 Triliun▪︎ [redaksi@logistiknews.id]