LOGISTIKNEWS.ID – Pasca penerapan atau
go-live Pelindo Terminal Operation System Multipurpose (PTOS-M) di Pelabuhan Tanjung Pandan Provinsi Bangka Belitung, kinerja layanan kargo multipurpose (nonkontainer) yang ditangani PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) di pelabuhan itu terus membaik.
PTOS-M di Pelabuhan Tanjung Pandan telah diimplementasikan pada 23 Juni 2023. Dan kini, kegiatan bongkar muat multipurpose lebih realtime, data kapalnya-pun terintegrasi dengan sistem layanan yang ada di PTP ataupun Pelindo.
“Dengan PTOS-M, maka customer tidak perlu datang ke pelabuhan untuk urusan mulai dari permintaan layanan, realisasi kinerja bongkar muat, penerbitan invoice dan pembayaran atau billing,” ujar Branch Manager PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Tanjung Pandan, Alamsyah saat ditemui diruang kerjanya di pelabuhan Tanjung Pandan pada Selasa (26/9/2023).
Dia menegaskan implementasi PTOS-M itu juga merupakan upaya standarisasi layanan multipurpose (nonkontainer) kepada custumer, sesuai yang telah ditetapkan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.
“Kondisi di lapangan fasilitas bongkar muat multipurpose juga kini lebih steril pasca ada PTOS-M di pelabuhan Tanjung Pandan. Selain itu, trucking yang tidak teregistrasi juga tak bisa masuk,” ucap Alamsyah.
Deputy Branch Manager PTP Tanjung Pandan, Arif Gunawan menambahkan secara geografis, pendangkalan atau sedimentasi alur dan kolam pelabuhan Tanjung Pandan, masih perlu perhatian tersendiri.
“Soal pendangkalan dari tahun ke tahun perlu perhatian lantaran saat ini kedalaman alur hanya -3,5 meter low water spring (Lws),” ujar Arif, sambil mengajak wartawan Logistiknews.id melihat-lihat fasilitas control tower di Pelabuhan Tanjung Pandan.
PTP merupakan anak perusahaan dari PT Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT). Sebagai Subholding, SPMT terus berkomitmen untuk menghadirkan operasional kepelabuhanan yang bersih dari pungutan liar (pungli) sebagai upaya untuk mencegah terjadinya korupsi.
Lewat aplikasi PTOS-M, sebagai standarisasi pelayanan di seluruh wilayah kerja pascamerger Pelindo, diharapkan bisa mempersingkat waktu port stay, cargo stay, dan tentu saja meminimalisasi terjadinya pungli di Pelabuhan.
“Untuk itu SPMT mendorong implementasi PTOS-M di seluruh pelabuhan yang dikelolanya di Indonesia. Ini juga merupakan upaya standarisasi operasional melalui digitalisasi pelabuhan guna memacu kinerja dan menyajikan layanan terbaik kepada pengguna jasa. Salah satunya dengan memperpendek waktu sandar kapal,” ujar Arif dan Alamsyah.[Akhmad Mabrori]