Refleksi Akhir Tahun GPEI: Pacu IKM & Pangkas Hambatan Ekspor untuk Pertumbuhan Ekonomi 2024

  • Share
Ketua GPEI DKI Jakarta, Irwandy MA Rajabasa.(Photo:Logistiknews.id)

LOGISTIKNEWS.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai US$22,00 miliar atau turun 0,67 persen dibanding ekspor Oktober 2023.

Jika dibanding dengan November 2022, nilai ekspor pada November 2023 itupun turun sebesar 8,56 persen.

Melihat data BPS tersebut, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) DKI Jakarta, Irwandy MA Rajabasa, mengatakan banyak faktor yang menyebabkan penurunanan ekspor nasional tersebut, termasuk soal imbas melemahnya perekonomian global serta adanya dinamika geopolitik global saat ini lantaran konflik di Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina.

Oleh karenanya, Imbuh Irwandy, GPEI sebagai wadah pelaku ekspor di Indonesia senantiasa mendukung program Pemerintah RI dalam meningkatkan kegiatan ekspor.

“Pemerintah perlu terus menerus memacu Industri Kecil Menengah atau IKM untuk meningkatkan kualitas produksinya di dalam negeri agar memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Selain itu memperluas jaringan pasar ekspor melalui peningkatan kerjasama antar negara. Kedua hal itu menjadi faktor pendorong terjadinya aktivitas ekspor,” ujar Irwandy,  kepada Logistiknews.id pada Minggu (17/12/2023).

Dia menegaskan, dalam rangka mencapai Visi Indonesia Emas pada 2045, perlu didorong investasi dan mendorong ekspor sebagai penggerak utama pertumbuhan perekonomian nasional.

“Karenanya, sekecil apapun hambatan ekspor harus dihilangkan, termasuk jika ada alur birokrasinya yang menyulitkan para eksportir mesti ditiadakan sebab kegiatan ekspor mendatangkan devisa tidak sedikit bagi negara,” tegas Irwandy.

Masih Optimistis

Pernyataan Irwandy itu sekaligus merefleksikan kondisi aktivitas ekspor sepanjang tahun 2023.

Harapannya di tahun 2024, kegiatan ekspor nasional masih bisa tumbuh seiring dengan target pertumbuhan ekonomi RI yang telah disampaikan oleh Pemerintah yakni sekitar 5% pada tahun depan.

“Meskipun ditengah dinamika perpolitikan nasional seiring adanya Pemilu pada awal 2024, kami sebagai pelaku usaha ekspor tetap optimistis kondisi berjalan aman dan damai sehingga dunia usaha tetap berjalan normal dan bisa membantu Pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebagaimana yang diharapkan bersama,” ujar Irwandy.

Dia juga mengemukakan, IKM memegang peran penting dalam penguatan struktur industri dan turut mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

“Oleh sebab itu, pengembangan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di tanah air mesti menjadi fokus pemerintah melalui penyiapan berbagai program dan kegiatan strategis supaya kualitas produksi semakin baik dari saat ini dan orientasi ekspor,” jelas Irwandy.

Berdasarkan data BPS, bahwa ekspor nonmigas November 2023 mencapai US$20,72 miliar, turun 0,29 persen dibanding Oktober 2023 dan turun 9,76 persen jika dibanding ekspor nonmigas November 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–November 2023 mencapai US$236,41 miliar atau turun 11,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$221,96 miliar atau turun 12,47 persen.

Adapun menurut provinsi asal barangnya, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–November 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$33,76 miliar (14,28 persen), diikuti Kalimantan Timur US$25,78 miliar (10,91 persen) dan Jawa Timur US$20,33 miliar (8,60 persen).[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *