Pengusaha Truk di Priok Inginnya TBRC bukan TBS, Kenapa ?

  • Share
Angkutan Barang terjebak kemacetan pada Jumat (22/12/2023).

LOGISTIKNEWS.ID – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) meminta program Terminal Truck Booking System (TBS) kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di evaluasi secara menyeluruh supaya memberikan efek manfaat bagi operator truk maupun pemilik barang.

Ketua Umum DPP Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan, idealnya program TBS juga mengakomodir soal return cargonya. Sehingga saat truk masuk dan kekuar  terminal atau pelabuhan mengangkut muatan agar biaya logistik bisa lebih efisien.

“Jadi terminologinya jangan cuma TBS tetapi mestinya Terminal Truk Booking System and Return Cargo atau TBRC, dan untuk hal ini Aptrindo siap memberikan masukan,” ujar Gemilang kepada Logistiknews.id pada Senin (26/2/2024).

Pasalnya, ucap Gemilang, program TBS yang ada saat ini di pelabuhan Tanjung Priok dirasakan belum bisa berjalan maksimal. “Jadi mesti dievaluasi kendalanya dimana. Kami selaku pengusaha truk sangat mendukung jika ada TBRC bukan sekedar TBS,” terangnya.

Seperti diketahui, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, pernah melakukan  Evaluasi terhadap pelaksanaan TBS pada pertengahan tahun lalu.

Adapun penerapan pilot project TBS sudah dilakukan di Jakarta International Container Terminal JICT sejak awal Januari 2023.

Sebagaimana semangatnya, penerapan TBS sebagai bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE), sesuai amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional, yang bertujuan untuk melakukan penataan tata ruang kepelabuhanan dan jalur distribusi barang guna meningkatkan kinerja pelayanan, keselamatan, dan keamanan di Pelabuhan Tanjung Priok.

Penerapan TBS juga bertujuan untuk: Pertama, membagi distribusi pergerakan truk di Pelabuhan secara merata, sehingga dapat mengurangi potensi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok. Kedua, Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, fasilitas pelabuhan, dan jalan raya untuk mengurangi biaya logistik.

Ketiga, Mempercepat pelayanan penerimaan dan pengeluaran barang guna meningkatkan kinerja layanan pelabuhan, terutama kelancaran arus barang di wilayah pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya.

Keempat, Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara terminal, perusahaan truk, dan pemilik barang/perwakilan pemilik barang untuk mendapatkan data trend penerimaan dan pengeluaran barang, yang mendukung program percepatan penataan ekosistem logistik nasional.

“Tetapi, kan sampai saat ini di Pelabuhan Priok, baru JICT yang mendeklair implementasi itu (TBS). Lalu bagaimana dengan terminal yang lainnya,” ujar Gemilang.

Sebagaimana diketahui, terdapat lima fasilitas terminal peti kemas ekspor impor di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok yakni; JICT, TPK Koja, NPCT-1, MAL dan T3 Tanjung Priok.[redaksi@logistiknews.id]

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *