LOGISTIKNEWS.ID – Aksi stop operasi di pelabuhan Merauke yang berlangsung hari ini Rabu (10/7/2024) dipastikan tidak dilanjutkan atau ditunda sambil menunggu adanya kesepakatan win-win solution.
Hal itu ditegaskan Ketua (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) Syaifuddin Syahrudi, yang akrab dipanggil Ipho, yang juga Wasekjen DPP ALFI.
“Kami masih menunggu surat dari Pelindo untuk mengakomodir para pelaku usaha di Merauke. Tetapi yang pasti aksi mogok sudah tidak dilanjutkan, dan besok (Kamis 11 Juli 2014) akan kembali berjalan normal,” ujar Ipho, kepada Logistiknews.id, pada Rabu Malam, di Bali (10/7/2024).
Dia juga menegaskan sebagai win-win solution masalah di pelabuhan Merauke diperlukan service level agrement (SLA) dan service level guaranted (SLG) di pelabuhan tersebut.
“Kami juga menunggu dialog agar Pihak Manajemen Pelindo berkenan hadir pada pekan depan untuk komunikasi dengan para pelaku usaha di Merauke,” ucap Ipho.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan jasa transportasi (JPT) yang beroperasi di pelabuhan Merauke telah mengeluarkan pernyataan sikap bersama untuk melakukan aksi mogok kerja pada Rabu, 10 Juli 2024.
Ipho mengatakan, aksi itu dilakukan oleh perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) serta Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) cabang Merauke.
“Saya sudah berkomunikasi dengan mereka (Ketua DPC ALFI Merauke Abi Bakri dengan Direktur SDM dan Umum SPTP Ady Sutrisno pada Rabu malam ini (10/7/2024) via aplikasi daring (WhatsApp) dan tercapai komunikasi bahwa aksi tersebut ditunda. Dengan kata lain, besok kegiatan di pelabuhan sudah normal lagi,” ungkap Ipho.
Dia menjelaskan, para perusahaan jasa transportasi mengajukan beberapa tuntutan yang dianggap perlu segera respon oleh PT Pelindo Merauke, anatara lain; sistem administrasi dan operasional RS serta Forklift yang dinilai tidak optimal, penerbitan nota atau invoice yang bermasalah dalam sistem IBS, serta konsistensi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Selain itu, proses stuffing besi tua yang dinilai bermasalah, dan jam operasional pintu pagar pelabuhan yang seharusnya beroperasi 24 jam.
Tetap Berjalan
Merespon hal itu, PT Pelindo Terminal Petikemas memastikan kegiatan pelayanan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Merauke tetap berjalan normal di tengah aksi mogok kerja yang dilakukan sejumlah perusahaan jasa pengurusan transportasi (JPT).
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan pada saat aksi mogok kerja berlangsung pengelola pelabuhan tetap melayani kegiatan bongkar muat.
“Pelayanan terhadap pengguna jasa tetap berlangsung, ditandai dengan aktivitas bongkar muat yang tetap berjalan dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (10/7/2024).
Widyaswendra menuturkan terdapat dua kegiatan yakni bongkar muat peti kemas KM Tanto Sukses dan bongkar muat curah cair MT Mulia Karsa 2 di tengah mogok kerja.
Menyikapi adanya mogok kerja di Pelabuhan Merauke, PT Pelindo menghormati aksi tersebut sebagai bentuk keterbukaan dalam menyampaikan pendapat.
Selanjutnya, ujar Widyaswendra, akan dilakukan koordinasi dan komunikasi lebih lanjut bersama dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas (KSOP) Merauke.
“Pihak-pihak yang berkepentingan di Pelabuhan Merauke telah duduk bersama pada Rabu pukul 14:00 WIT difasilitasi KSOP Merauke untuk memperoleh jalan keluar yang baik bagi seluruh pihak,” ucapnya.[redaksi@logistiknews.id]